Negara Ini Justru Bersinar di Tengah Hantaman Dolar AS

Para investor masih tetap semangat membenamkan modalnya di satu negara berkembang, Meksiko saat dolar tengah menguat

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 13 Mar 2015, 12:31 WIB
(Foto: Bloomberg)

Liputan6.com, New York - Negara-negara berkembang di seluruh dunia, termasuk Indonesia, kini tengah mengalami ancaman dana keluar di tengah laju penguatan dolar AS. Di antara kecemasan larinya dana asing keluar, para investor masih tetap semangat membenamkan modalnya di satu negara berkembang, Meksiko.

"Meksiko merupakan negara yang sangat kami sukai. Baru-baru ini, saham-saham Meksiko dihargai sangat mahal bagi kami tapi dengan depresiasi peso kami mulai melihat banyak kesempatan menarik di sana," ujar Managing Director Advisory Research Jonathan Brodsky seperti dikutip dari CNBC, Jumat (13/3/2015).

Peso Meksiko memang tercatat melemah ke level terendah di harga 15,6658 per dolar AS oekan ini setelah data tenaga kerja AS menguat tajam pekan lalu. Penguatan data tersebut memberikan sinyal bahwa The Fed akan segera menaikkan suku bunganya dibandingkan prediksi para analis sebelumnya.

Pelemahan drastis peso tersebut membuat komisi valuta asing Meksiko melakukan intervensi dengan melelang US$ 52 juta per hari hingga tiga bulan ke depan.

Brodsky menjelaskan, para investor tak perlu khawatir tentang pelemahan peso. Sebaliknya, para investor harus bisa memanfaatkan pelemahan itu untuk terjun ke sektor manufaktor Meksiko, khususnya perusahaan-perusahaan dengan operasi eksport.

"Kami memberitahu klien kami untuk memanfaatkan penguatan dolar dan berpikir untuk berinvestasi di sektor yang dikuasai para eksportir utnuk memberikan keuntungan besar saat dolar tengah menguat," katanya.

Perekonomian Meksiko terbilang dekat dengan AS, dan merupakan rekan inestasi serta pimpinan perdagangannya. Kombinasi dampak dari pelemahan mata uang, penguatan pasar tenaga kerja dan keuangan rumah tangga yang menguat di AS berdampak positif pada sektor ekspor khususnya di industri otomotif. (Sis/Nrm

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya