Ada Lintasan Bahaya Bagi Siswa, Lapor ke sahabat.kemdikbud.go.id

Kemdikbud membentuk tim khusus untuk mengatasi masalah lintasan atau jembatan berbahaya bagi siswa.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 13 Mar 2015, 11:18 WIB
Kemendikbud menanggapi maraknya kasus lintasan beresiko bagi anak-anak sekolah di Indonesia dengan membuat portal khusus, Jumat (13/3/2015). Mendikbud Anies Baswedan menuturkan, setiap laporan yang masuk segera ditindaklanjuti. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menyadari pentingnya keselamatan bagi para siswa, baik di sekolah maupun di perjalanan menuju sekolah. Melihat banyaknya lintasan yang berbahaya dan penuh risiko di sejumlah daerah, Kemdikbud bekerjasama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) meluncurkan website sahabat.kemdikbud.go.id yang bisa diakses masyarakat umum.

Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan mengatakan, informasi peluncuran website ini akan disampaikan ke pihak sekolah dan orangtua siswa di seluruh Indonesia.

"Informasi ini akan disebarkan kepada kepala sekolah, guru, orang tua siswa", ujar Anies di Kantor Kemdikbud, Jakarta, Jumat (13/3/2015).

Anies berharap, seluruh masyarakat mempunyai andil dalam hal ini. Terlebih tidak semua sekolah mempunyai akses internet untuk melaporkan adanya lintasan yang berisiko dan berbahaya bagi anak-anak.

"Semua tentu harus ada peran dari masyarakat. Kita minta bantuan semua pihak, sekolah ya masyarakat. Kalau kita melintasi lintasan yang berisiko dan berbahaya tolong laporkan. Ayo masyarakat untuk melaporkan. Karena kalau mengandalkan sekolah saja mungkin terbatas," lanjut dia.

Pihaknya telah membentuk tim khusus untuk menangani permasalahan ini. Jika ada laporan masuk maka sesegera mungkin diverifikasi dan ditangani. Kemdikbud berharap masyarakat yang menemukan kejadian langsung melapor.

"Ada tim khusus, kalau ada laporan langsung diverifikasi. Dari kita ada kejadian langsung kirim. Karena data ini (laporan ke website) penting. Kita melihat bahwa keselamatan siswa menuju sekolah harus diperhatikan," pungkas Anies.

Selasa 10 Maret lalu sebuah jembatan gantung di Kabupaten Lebak, Banten, putus. Akibatnya, 46 siswa SD yang menyebrang terjatuh ke sungai saat hendak berangkat sekolah. Tidak ada korban jiwa, namun sejumlah siswa mengalami luka-luka. Mereka bahkan terpaksa tidak bisa mengikuti ujian tengah semester (UTS). (Alv/Sun)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya