Liputan6.com, Depok - Direktur teknik tim nasional (timnas) sepak bola Indonesia, Pieter Huistra menyatakan kalau tidak ada kata terlambat untuk membangkitkan sepak bola negara ini. Menurutnya asal pembinaan pemain muda dilakukan sesuai prosedur, bakat-bakat tanah air akan bermunculan dan prestasi pun akan datang.
Diwawancarai secara ekslusif oleh Liputan6.com pasca menghadiri pembukaan FIFA Elite Youth Coaching Course 2015 yang diselenggarakan di Sawangan, Depok, Minggu (15/3), Huistra memang mengaku kalau ini bakal menjadi pekerjaan yang panjang. Menurutnya, pengembangan pemain muda dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan.
Advertisement
Huistra beranggapan bahwa untuk menciptakan sepak bola yang berkualitas, semua harus dimulai dari pengembangan pemain muda yang sesuai prosedur.
"Untuk mendapatkan pemain potensial ada tiga faktor yang harus diperhatikan. Pertama adalah lingkungan yang mendorong seorang anak untuk menjadi seorang pesepak bola dan kedua mendapatkan pelatih yang bagus. Pelatih yang bagus disini artinya mereka tahu bagaimana cara mengembangkan mental dan memotivasi mereka di usia dini serta menyesuaikan gaya latihan, gaya memimpin yang digunakan.
"Hal ketiga adalah menciptakan pertandingan kompetitif, bukan hanya tiga empat kali saja tapi 30-40 kali setiap tahun. Disitu, sekumpulan pemain yang berbakat akan diadu dengan sekumpulan lainnya agar bisa mendapatkan pemain paling terbaik."
Di era 80-90an, skuat Indonesia sempat dijuluki sebagai macan Asia. Namun pasca menjuarai SEA Games 1991 di Manila, Filipina prestasi negeri ini tak bisa menyamai pencapaian sebelumnya. Meski sudah berjarak lebih dari 20 tahun, mantan asisten pelatih Ajax Amsterdam itu mengatakan kalau pembinaan pemain muda tidak ada kata terlambat dan tidak boleh berhenti di tengah jalan.
"Tidak pernah ada kata terlambat bila bicara soal pengembangan sepak bola di usia dini karena dunia olahraga ini sudah berubah banyak. Sepak bola di era 80-an berbeda dengan di era 90-an dan di waktu itu beda dengan sekarang. Bahkan di negara saya sendiri (Belanda), 20-30 tahun yang lalu pengembangan pemain muda dilakukan di umur 12-13 sehingga mereka punya waktu enam tahun untuk membuat mereka siap di dunia profesional. Namun anda bisa melihat negara-negara lain seperti Belgia atau Uruguay, mereka sekarang memulainya di umur 6 tahun dan serius mengawal program pengembangan sepak bola di usia dini."
"Di Indonesia itu terlewatkan dan bisa saya bilang pengembangan sepak bola disini masih seperti 20-30 tahun di negara saya tapi kami sedang bekerja untuk mengejar ketertinggalan tersebut," tutupnya.