Liputan6.com, Solo - Untuk membiayai perjalanan ke Suriah guna bergabung dengan ISIS, sebagian dari 16 WNI yang hilang di Turki. menjual harta bendanya. Termasuk menjual rumah seperti yang dilakukan Usman Mustofa, salah satu seorang di antara mereka.
Sejak ramai diberitakan hilang di Turki, rumah Usman, seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Senin (16/3/2015), tampak sepi dengan pintu selalu tertutup. Tak hanya lantai atas yang dijadikan hunian yang sepi, bagian bawah yang dijadikan kantor jasa ekspedisi juga selalu tertutup, padahal biasanya kantor ini buka sejak pukul 08.00 WIB.
Usman yang pernah tercatat sebagai warga Ampel, Surabaya, awal Februari lalu pulang ke Solo bersama orangtua dan 2 adiknya. Saat itulah ia menjual rumahnya di sebelah selatan Rumah Sakit Kustati yang konon harganya mencapai miliaran rupiah.
"Tinggalnya di Surabaya. Cuma kalau saya dengar-dengar, rumah yang di Surabaya itu dijual. Makanya awal Februari itu, barang-barangnya (meja, kursi, tempat tidur) yang dari Surabaya di pindah ke sini," kata Guntur Wihardi, Ketua RT 03 RW 06
Menurut Lurah Kedung Lembu, Dewi, Mustofa belum tercatat sebagai warganya karena belum menyerahkan berkas kepindahan kependudukan.
"Kemarin kami kroscek ke rumahnya, ternyata beliau masih penduduk Kelurahan Pasar Kliwon. Beliau baru mengurus antar RT sama RW, belum ke kelurahan karena syarat-syaratnya belum lengkap," kata Dewi.
Pada Februari lalu, 16 WNI yang mengikuti rombongan wisata ke Turki menghilang setiba di Bandara Attaruk, Istanbul. Hingga waktu kepulangan ke Indonesia mereka tak muncul juga pada 4 Maret lalu. Aparat keamanan Turki lalu menahan 16 WNI saat hendak melintasi perbatasan Turki-Suriah yang diduga kuat mereka hendak bergabung dengan ISIS.
Terkait penahanan 16 WNI di Turki, pemerintah Indonesia telah mengirim tim ke negara itu untuk menyelidiki motif ke-16 orang itu masuk ke Suriah. (Mar/Yus)
Advertisement