Ekonomi Lesu, Jutaan Warga Brazil Turun ke Jalan

Demonstran berkumpul di Jalan Paulista memprotes Presiden Brasil Dilma Rousseff, Sao Paulo, Brazil (15/32015). Satu juta demonstran memenuhi ruas jalan di kota-kota Brazil untuk memprotes ekonomi lesu, kenaikan harga dan korupsi. (Reuters/Nacho Doce)

oleh Johan Fatzry diperbarui 16 Mar 2015, 16:24 WIB
Ekonomi Lesu, Jutaan Warga Brazil Turun ke Jalan
Demonstran berkumpul di Jalan Paulista memprotes Presiden Brasil Dilma Rousseff, Sao Paulo, Brazil (15/32015). Satu juta demonstran memenuhi ruas jalan di kota-kota Brazil untuk memprotes ekonomi lesu, kenaikan harga dan korupsi. (Reuters/Nacho Doce)
Demonstran berkumpul di Jalan Paulista memprotes Presiden Brasil Dilma Rousseff, Sao Paulo, Brazil (15/32015). Satu juta demonstran memenuhi ruas jalan di kota-kota Brazil untuk memprotes ekonomi lesu, kenaikan harga dan korupsi. (Reuters/Nacho Doce)
Para demonstran berteriak memprotes Presiden Brasil Dilma Rousseff, Sao Paulo, Brazil (15/3/2015). Satu juta demonstran memenuhi ruas jalan di kota-kota Brazil untuk memprotes ekonomi lesu, kenaikan harga dan korupsi. (Reuters/Nacho Doce)
Para demonstran membentangkan spanduk memprotes Presiden Brasil Dilma Rousseff, Sao Paulo, Brazil (15/3/2015). Satu juta demonstran memenuhi ruas jalan di kota-kota Brazil untuk memprotes ekonomi lesu, kenaikan harga dan korupsi. (Reuters/Paulo Whitaker)
Seorang demonstran membawa tulisan memprotes Presiden Brazil Dilma Rousseff, Sao Paulo, Brazil (15/3/2015). Satu juta demonstran memenuhi ruas jalan di kota-kota Brazil untuk memprotes ekonomi lesu, kenaikan harga dan korupsi. (Reuters/Nacho Doce)
Sejumlah petugas kepolisian brazil berjaga saat demo berlangsung, Brazil (15/3/2015). Satu juta demonstran memenuhi ruas jalan di kota-kota Brazil untuk memprotes ekonomi lesu, kenaikan harga dan korupsi. (Reuters/Joedson Alves)
Seorang demonstran mengenakan dasi memprotes Presiden Brazil di Paulista Avenue, Sao Paulo, Brazil (15/3/2015). Satu juta demonstran memenuhi ruas jalan di kota-kota Brazil untuk memprotes ekonomi lesu, kenaikan harga dan korupsi. (Reuters/Nacho Doce)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya