Polisi Diminta Teladani Hoegeng Agar Jadi Pelayan Rakyat

Pengamat etika politik Romo Benny Susetyo mengatakan, saat ini Kepolisian belum menjadi pelayan yang baik dan utuh kepada masyarakat.

oleh Oscar Ferri diperbarui 16 Mar 2015, 17:16 WIB
Para Polisi bernyanyi bersama sambil bertepuk tangan untuk memompa semangat saat apel pengamanan pelantikan presiden dan wakil presiden di halaman Monumen Nasional, Jakarta, Jumat (17/10/2014) (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - ‎Pengamat etika politik Romo Benny Susetyo mengatakan, saat ini Kepolisian belum menjadi pelayan yang baik dan utuh kepada masyarakat. Sebab, sejak lepas dari TNI pada 1998, polisi masih jauh dari kata profesional dalam pelayanan publik.

"Kasus-kasus yang terjadi saat ini memberi kita semua pembelajaran, bagaimana membangun polisi agar menjadi pelayan publik," ucap Romo Benny saat diskusi 'Reformasi Kepolisian Satu Keharusan: Antara Kasus Begal dan Kriminalisasi Aktivis' di kawasan Sabang, Menteng, Jakarta Pusat, ‎Senin (16/3/2015).

Romo Benny mengatakan, bila ingin menjadi pelayan publik yang baik, maka Kepolisian harus mencari role model yang sangat baik pula. Sebab, saat ini cuma ada 3 polisi yang jujur dan profesional sebagai pelayan publik, yakni Kapolri pertama Hoegeng, polisi tidur, dan patung polisi.

"Kalau mau jadi pelayan publik, polisi harus cari role modelnya seperti apa," ucap dia.

Polisi, kata Romo Benny, kini tak cuma sudah menjadi alat kekuasaan dalam dunia perpolitikan. Lebih dari itu, para elit di Kepolisian sudah mau dan 'rela' mencemplungkan diri ke dalam dunia politik yang sarat akan konflik kepentingan.

"Kalau polisi sudah main politik, maka kian hari polisi kian jauh dari baik untuk jadi pelayan publik," ucap Romo Benny.

Karenanya, para elit di Kepolisian harus mencari role model‎ untuk perubahan ke arah yang lebih baik. Romo Benny menyebut satu nama polisi yang bisa jadi role model dalam hal ini, karena sejak dulu selalu dianggap sebagai polisi yang jujur dan jauh dari turut campur dalam hingar bingar politik kekuasaan. Role model yang dimaksud adalah Hoegeng, Kapolri pertama.

"Dalam hal ini Pak Hoegeng adalah role model, karena dia peletak dasar polisi adalah pelayan masyarakat. Polisi itu memang harus jadi pelayan publik, bukan pelayan kekuasaan," kata dia.

Sebagai polisi, lanjut Romo Benny, Hoegeng layak menjadi panutan. Karena Hoegeng sewaktu menjadi Kapolri lebih memilih meletakkan jabatannya ketika kepolisian ditarik ke ranah politik kekuasaan di era Orde Baru. Namun, saat ini elit di Kepolisian tidak ada yang mau meneladani Hoegeng.

"Hoegeng tidak mau tunduk pada kekuasaan. Tapi apakah sekarang polisi mencontoh keteladanan Hoegeng?" tukas Romo Benny. (Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya