Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah telah mengambil keputusan untuk membebaskan visa wisatawan mancanegara (wisman) dari 30 negara. Kebijakan diambil untuk mendongkrak ekonomi dari sektor pariwisata. Ditambah memperbaiki nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan, potensi pembebasan visa sangat besar. "Paling sedikit untuk China saja dalam satu tahun diperkirakan menambah turis 1 juta jadi 2 juta," kata dia di Jakarta, yang ditulis Selasa (17/3/2015).
Sofyan mengatakan, selama ini pembebasan visa Indonesia masih sangat sedikit. Malaysia saja, lanjut dia telah membebaskan visa ke 154 negara. Kemudian Thailand sebanyak 60 negara.
Advertisement
"Indonesia baru 15 negara, dengan 30 negara jadi 45. Kemudian itu pengalaman Thailand dan Malaysia, Malaysia di atas 25 juta turis. Turis kita baru 9 juta. Dengan buka visa dari 2-3 tahun bisa meningkatkan 15-20 juta," papar Sofyan.
Menurut dia, jumlah wisman Indonesia seharusnya tak terlampau jauh dengan Malaysia dan Thailand mengingat luas wilayah dan potensi wisata Indonesia besar.
"Bayangkan Malaysia dibanding luas wilayah Indonesia jauh, mereka di atas 20 juta, Thailand 20 juta. Kita salah satunya karena konservatif," tandas dia.
Sebelumnya untuk menjaga nilai tukar rupiah, Presiden RI Joko Widodo telah menyetujui adanya enam paket kebijakan ekonomi. Keenam kebijakan itu antara lain tax allowance, bea masuk antidumping sementara, pembebasan visa wisata 30 negara, pemanfaatan biodiesel, penerapan letter of credit dan restrukturisasi perusahaan asuransi domestik. Kebijakan ini akan diwujudkan dalam Peraturan Pemerintah (PP) untuk selanjutnya langsung ditandatangani oleh Presiden. (Amd/Ahm)