Citizen6, Jakarta Kereta api merupakan salah satu moda transportasi favorit masyarakat Indonesia. Bagi yang tidak mempunyai banyak uang untuk melakukan perjalan dengan pesawat, biasanya lebih memilih menggunakan kereta api. Kereta api pun masih menjadi pilihan pertama bagi banyak orang Indonesia saat mudik. Tak heran, stasiun senantiasa ramai pada hari-hari libur nasional.
Stasiun memiliki peranan yang tak kalah pentingnya dengan kereta api itu sendiri. Di stasiunlah orang-orang menunggu kereta api yang akan mengantar mereka ke tempat tujuan tiba. Ada beberapa stasiun yang termasuk stasiun tertua di Indonesia karena usia serta fungsinya. Stasiun-stasiun ini telah melayani rakyat Indonesia sejak sebelum kemerdekaan. Stasiun apa saja?
Advertisement
1. Stasiun Tambaksari (1864)
Stasiun ini pertama kali dibangun pada tanggal 16 Juni 1864 dan diresmikan oleh Jenderal Baron Sloet van de Beele. Untuk pengoperasian rute keretanya, pemerintah Belanda menunjuk Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (Nis). Salah satu markas NIS kini dikenal dengan nama Gudang Lawang Sewu. Pada tanggal 10 Agustus 1867, sebuah kereta meluncur pertama kalinya di stasiun ini.
Selanjutnya
2. Stasiun Semarang Tawang (1868)
Stasiun ini merupakan stasiun induk di Tanjung Mas, Semarang Utara yang melayani kereta api eksekutif dan bisnis. Kereta api ekonomi tidak boleh singgah di stasiun ini. Stasiun Semarang Tawang merupakan stasiun kereta api bersar tertua di Indonesia setelah Semarang Gudang. Stasiun ini diresmikan pada tanggal 19 Juli 1868 untuk jalur Semarang Tawang ke Tanggung. Jalur ini menggunakan lebar 1435 mm. Pada tahun 1873, jalur keretanya diperpanjang hingga Stasiun Solo Balapan dan berlanjut hingga Stasiun Lempuyangan di Yogyakarta.
Advertisement
Selanjutnya
3. Stasiun Lempuyangan (1872)
Stasiun Lempuyangan merupakan stasiun yang terletak di kota Yogyakarta. Stasiun ini didirikan pada tanggal 2 Maret 1872 dan melayani pemberhentian semua kereta apai ekonomi yang melintasi Yogyakarta. Stasiun Lempuyangan beserta dengan rel yang membujur dari barat ke timur merupakan perbatasan antara Kecamatan Gondokusuma di utara dan Danurejan di selatan.
Selanjutnya
4. Stasiun Ambarawa (1873)
Kini memang orang tak lagi mengenal Stasiun Ambarawa karena sekarang telah diubah menjadi Museum Kereta Api Ambarawa. Letaknya di Ambarawa, Jawa Tengah. Museum ini memiliki kelengkapan kereta api yang pernah berjaya pada zamannya.
Salah satu kereta api uap dengan lokomotif nomor B 2502 dan B 2503 buatan Maschinenfabriek Esslingen sampai sekarang masih dapat menjalankan aktivitas sebagai kereta api wisata. Kereta api uap bergerigi ini sangat unik dan merupakan salah satu dari tiga kereta uap bergerigi yang masih tersisa di dunia. Dua di antaranya terletak di Swiss dan India.
Advertisement
Selanjutnya
5. Stasiun Kedungjati (1873)
Stasiun ini terletak di Kedungjati, Grobogan. Stasiun ini terletak di ketinggian +36m dari permukaan laut dan berada di Daerah Operasi 4 Semarang. Stasiun ini diresmikan pada tanggal 21 Mei 1873. Arsitekturnya mirip dengan Stasiun Willem I di Ambarawa. Pada tahun 1907, Stasiun Kedungjati yang dulunya dibangun dari kayu diuba h ke bata berplester dengan peran berkonstruksi baja dengan atap dari seng setinggi 14,65 cm.
Selanjutnya
6. Stasiun Solo Balapan (1873)
Stasiun yang satu ini merupakan stasiun induk di Kestalan dan Gilingan, Banjarsari, Surakarta yang menghubungkan kota Bandung, Jakarta, Surabaya, serta Semarang. Stasiun ini didirikan oleh jaringan kereta api masa kolonial NIS pada abad ke-19.
Advertisement
Selanjutnya
7. Stasiun Purwosari (1875)
Merupakan stasiun kereta api yang terletak di Jalan Slamet Riyadi No 502, Purwosari, Surakarta. Stasiun ini berada di Daerah Operasi 6 Yogyakarta. Stasiun ini merupakan stasiun tertua di Surakarta yang dibangun oleh NISM.
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini