Liputan6.com, Jakarta - Isu penyadapan komunikasi yang menarget masyarakat Indonesia kembali kencang berhembus. Konon, penyadapan di jalur telekomunikasi tersebut dilakukan oleh lembaga intelijen asing untuk memata-matai Indonesia.
Amerika Serikat dan Australia disebut-sebut sebagai negara yang terlibat aktif di dalam penyadapan komunikasi orang Indonesia. Dua negara itu merupakan mitra Indonesia dalam berbagai kerjasama diplomatis, termasuk di bidang keamanan.
Nonot Harsono, Anggota Komisioner Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) menyebutkan pemerintah pernah bekerjasama dengan beberapa pemerintah negara lain terkait pemasangan alat penyadap di operator, termasuk Amerika Serikat dan Australia.
"Kita pernah juga melakukan kerjasama dengan negara lain untuk sama-sama pasang penyadap di operator telekomunikasi demi keamanan negara. Dulu kita pernah bikin kerjasama kaya begitu sama Amerika Serikat dan Australia," ungkap Nonot.
Ia menyebutkan kerjasama itu dilakukan tak lama berselang sejak peristiwa Bom Bali dan ancaman terorisme sedang marak di Indonesia. Kerjasama ini disebutkan sebagai salah satu cara untuk saling bantu menjaga keamanan di tiap negara.
"Tapi kan kerjasama itu dilengkapi persyaratan dan perjanjian yang harus dipatuhi kedua belah pihak, termasuk menyadap perlu dilakukan atas izin negara tujuan dan kebutuhannya harus jelas. Kalau mereka nyadap tanpa izin berarti mereka melanggar perjanjian dan kedaulatan kita," tambah Nonot saat dihubungi melalui saluran telepon.
Informasi soal penyadapan oleh AS dan Australia dihembuskan oleh Edward Snowden, alumni NSA yang merupakan lembaga rahasia AS. Ia mengungkap informasi bahwa pihak intelijen asing bisa membobol enkripsi yang terdapat di dalam kartu SIM buatan Gemalto yang juga dipakai operator telekomunikasi Tanah Air.
Meski belum terbukti ada penyadapan yang dilakukan kepada masyarakat Indonesia, pemerintah telah meminta operator untuk menyelidiki dan memastikan jaringan yang dimilikinya aman dari tindakan penyadapan.
Laporan dari operator telekomunikasi pun telah diterima regulator. Operator yang telah mengirimkan laporannya antara lain Telkomsel, XL Axiata, Indosat, Hutchison 3 Indonesia, dan Sampoerna Telekomunikasi Indonesia.
(den/dew)
Indonesia Pernah Izinkan Australia dan AS Pasang Penyadap
Amerika Serikat dan Australia disebut-sebut sebagai negara yang terlibat aktif di dalam penyadapan komunikasi orang Indonesia.
diperbarui 18 Mar 2015, 16:20 WIBMenanggapi isu penyadapan yang dilakukan oleh Australia, Indosat menyatakan telah memiliki audit atas sistem keamanan jaringannya.
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Kebiasaan yang Bisa Membantu Meningkatkan Kebahagiaan dan Mengurangi Stres
Mengenal Tanda Pria yang Mencintai dengan Tulus, Ini Cara Mudah Memastikannya
Apa Itu Malam Satu Suro: Tradisi dan Makna di Balik Perayaan Tahun Baru Jawa
Jadi Andalan Transisi Energi, PLN Jaga Pasokan Bahan Baku Biomassa
Tim Hukum PDIP Sebut Hasto Kristiyanto Ditarget Masuk Penjara Sebelum Kongres 2025
Sempat Dipergoki Istri Perkosa Anak Tiri, Pria 50 Tahun di Lampung Tengah Dicokok Polisi
IBL 2025 Dimulai 11 Januari, Persaingan Makin Seru dengan 11 Pemain Heritage/Naturalisasi
Resep Tongkol Bumbu Kuning yang Lezat, Cocok untuk Makan Siang
VIDEO: Aksi Heroik Pemobil Kejar dan Tangkap Remaja Pelaku Kreak di Ambarawa
Indonesia Re Ungkap Inisiatif dan Optimalitas Proses Bisnis di 2025
Startup Fintech Ini Himpun Pendanaan Utang USD 60 Juta
Cara Hilangkan Rasa Pahit Sawi dengan Teknik Memasak yang Tepat