Liputan6.com, Jakarta - PT Pindad (Persero) mengaku bakal menaikkan harga jual untuk produk jenis peluru atau amunisi. Kepala Divisi Munisi PT Pindad, I Wayan Sutama mengungkapkan, rencana kenaikan harga tersebut didorong pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
"Kalau pelemahan rupiah ini karena tadi kami impornya 60 persen, 40 persen lokal, sangat berpengaruh. Kami beli barangnya dengan hitungan komponennya dolar, menjual hitungannya rupiah," kata Wayan di Kantor Pusat PT Pindad, Bandung, Rabu (18/3/2015).
Advertisement
Dari lima komponen pembuatan amunisi yang diimpor Pindad saat ini untuk bagian slongsong dan explosive material. Wayan menjelaskan, pihaknya masih melakukan kajian material apa saja yang akan dinaikkan, dan itu akan diimplementasikan di harga jual amunisinya.
Dalam proses evaluasi harga, perseroan dalam minggu ini masih melakukan evaluasi bersama Kementerian Pertahanan. Setelah itu akan dilakukan evaluasi dengan Mabes TNI.
"Iya, akan berubah 5 persen hingga 7 persen mungkin nanti. Kami produksi pakai uang APBN, nanti jualnya juga pakai APBN," paparnya.
PT Pindad (Persero) merupakan salah satu perusahaan yang tergolong industri strategis dalam bidang pertahanan. Pindad diharapkan mampu mengurangi ketergantungan impor Indonesia akan persenjataan.
Pada 2015, Pindad telah mendapat alokasi Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 700 miliar yang akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi. (Yas/Ahm)