Fahri PKS: Mana yang Lebih Penting, ISIS Atau....

Menurut dia, Indonesia harus tetap tenang menghadapi isu ISIS ini.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 19 Mar 2015, 13:21 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menyarankan pemerintah agar tidak berlebihan menghadapi isu organisasi radikal ISIS yang dikabarkan gencar merekrut Warga Negara Indonesia (WNI). Menurut dia, Indonesia harus tetap tenang menghadapi isu WNI yang diduga gabung ISIS ini.

"Kalau kita harus waspada, ya waspada. Tapi jangan kita berbulan-bulan mengkhawatirkan ini seperti tidak ada hal lain yang lebih penting yang harus kita selesaikan," kata Fahri di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (19/3/2015).

Padahal menurut Fahri, isu ISIS merupakan produk industri dunia internasional. Bila merasa kerepotan, Indonesia tidak bisa menyelesaikan permasalahannya sendiri yang lebih prioritas.

Jalan terbaik menghadapi isu ISIS, kata Fahri, adalah dengan cara membangun ketahanan nasional. Sebab ISIS ada karena ketidakpercayaan sekelompok warga Suriah terhadap negara dan pemerintahannya dalam membangun ekonomi dan keamanan.

Indonesia memiliki segudang agenda lain yang harus diprioritaskan seperti mengentaskan kemiskinan dan membangun ekonomi nasional yang kuat. Sebab menurut politisi PKS itu, kebutuhan dasar masyarakat merupakan bom waktu yang nyata jika tidak diprioritaskan.

"Kalau orang frustasi secara ekonomi itu dia bom waktu masif. Yang bisa jadi menjadi keputusan masyarakat untuk bergabung dengan ISIS," ujar dia.

Fahri berpandangan, dalam masalah ini, negara tidak boleh memposisikan Indonesia sebagai korban. Dia membandingkannya dengan Turki, salah satu negara berpenduduk mayoritas muslim yang bersebelahan dengan keberadaan ISIS. Negeri itu tetap stabil dalam menghadapi ISIS sebab ekonomi negaranya mapan.

"Mana yang lebih penting? Itu (ISIS) yang kita ributkan, atau kita menyelesaikan masalah kesejahterahan rakyat?" tanya Fahri.

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), lanjut Fahri, harus membangun daya tahan terhadap radikalisme-ekstremisme dengan cara membangun pikiran moderat melalui pendidikan.

"Mari kita melampaui isu ini dengan cara mengatasinya. Kita membangun daya tahan nasional secara lebih serius. Dari pada meributkan posting yang bisa mengalihkan kita dari masalah yang sebenarnya," tandas Fahri. (Ali/Mut)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya