Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, khususnya dollar Amerika Serikat (AS) terus melemah. Hal ini tentunya berdampak pada harga jual sejumlah barang import, khususnya produk-produk teknologi yang diproduksi di luar negeri.
Namun begitu, COO Lenovo Indonesia, Sandy Lumy, mengatakan bahwa pihaknya terus berusaha agar harga jual produk mereka tetap stabil meski kondisi rupiah cukup fluktuatif.
Advertisement
"Strateginya kita akan tentukan exchange rate dengan pihak bank. Kita tentukan nilai lindung yang tepat untuk harga produk, seperti saat ini kita pakai patokan nilai tukar rupiah Rp 13 ribu per dollar AS untuk 3 bulan ke depan. Ke depannya akan ada evaluasi lagi dengan pihak bank yang memang lebih mengerti masalah prediksi nilai tukar rupiah ini," ungkap Sandy saat ditemui Tim Tekno Liputan6.com, Kamis (19/3/2015) di Jakarta.
Lebih lanjut, Sandy menjelaskan, evaluasi dengan pihak bank umumnya akan dilakukan per tiga sampai enam bulan. Hal ini dilakukan agar harga produk di pasaran tidak berubah-ubah dengan cepat.
"Ini cara yang paling bijaksana. Tidak adil buat konsumen kalau harga produknya berubah-ubah terus dalam waktu singkat," kata Sandy.
Pihak pemerintah sendiri telah menegaskan bahwa nilai tukar rupiah melemah terhadap dollar AS yang sudah terjadi sejak dua tahun ini bukan akibat kesalahan pengelolaan maupun kebijakan ekonomi. Akan tetapi, murni karena pengaruh penguatan ekonomi AS sehingga dolar perkasa di hampir seluruh mata uang dunia.
(dhi/isk)