Liputan6.com, Jakarta - Pelaksanaan eksekusi mati tahap 2 sampai saat ini belum juga dilaksanakan Kejaksaan Agung. Jaksa Agung HM Prasetyo mengungkapkan, terpidana mati yang masuk daftar eksekusi tahap 2 ini sengaja mengulur-ulur waktu dengan mengajukan upaya hukum seperti peninjauan kembali maupun gugatan ke PTUN.
"Kita melihat ada pihak-pihak yang sengaja mengulur-ulur waktu, yang mengajukan gugatan itu," ujar Prasetyo di Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis 19 Maret 2015.
Menurut dia, pihaknya tidak pernah menunda eksekusi mati. Sebab, lembaganya tidak pernah mengatakan kapan tepatnya eksekusi dilakukan. Pelaksanaan eksekusi mati tahap 2 akan dilakukan jika semua upaya hukum yang diajukan sejumlah terpidana mati diputus pengadilan.
"Ini masih ada upaya hukum, ada PK, ada gugatan ke PTUN. Rampung kan itu dulu, karena kita tidak mau ada masalah kalau itu belum diselesaikan," kata politikus Partai Nasdem ini.
Kejagung akan melakukan eksekusi mati tahap 2 dalam waktu dekat di Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Dari 10 terpidana mati kasus narkotika yang masuk daftar eksekusi, tinggal Mary Jane Fiesta Veloso, terpidana mati WN Filipina, yang belum dipindahkan ke Nusakambangan.
Terpidana mati yang saat ini sudah ada di Nusakambangan yakni kelompok Bali Nine WN Australia, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, serta terpidana mati WN Spanyol, Raheem Agbaja Salami. Mereka ditempatkan di Lapas Besi.
Lalu ada pula terpidana mati WN Perancis Serge Areski Atlaoui, WN Brasil Rodrigo Gularte, dan WNI Zainal Abidin. Ketiganya mendekam di Lapas Pasir Putih.
Kemudian terpidana mati WN Nigeria Sylvester Obiekwe Nwolise alias Mustofa, WN Ghana Martin Anderson alias Belo, dan WN Nigeria Okwudili Oyatanze. Mereka ditempatkan di Lapas Batu.
Adapun beberapa di antara terpidana mati itu saat ini masih menunggu putusan atas upaya hukum yang mereka ajukan, baik itu pengajuan PK ke Mahkamah Agung maupun gugatan atas Keputusan Presiden soal grasi ke PTUN. Seperti Mary Jane yang masih menunggu putusan PK yang diajukannya atau Zainal Abidin dan Sylvester yang menunggu proses peradilan di PTUN. (Ado)
HEADLINE HARI INI
Geger Harvey Moeis dan Sandra Dewi Terdaftar BPJS Kesehatan Fakir Miskin, Kok Bisa?
Jaksa Agung: Ajukan Gugatan, Terpidana Mati Sengaja Ulur Waktu
Menurut dia, pihaknya tidak pernah menunda eksekusi mati. Sebab, lembaganya tidak pernah mengatakan kapan tepatnya eksekusi dilakukan.
diperbarui 20 Mar 2015, 05:43 WIBH.M. Prasetyo (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Notaris Apresiasi Putusan MK Terkait Jabatan hingga 70 Tahun
Ahli Ungkap Alasan Tak Boleh Membilas Ayam Mentah dengan Air
VIDEO: PPN 12 Persen Diberlakukan, Kelas Menengah Dapat Diskon Listrik 50 Persen Awal Tahun
Dari Uang Sisa, Wanita Ini Bangun Bisnis yang Beromzet Rp 161 Juta per Bulan
Sinopsis dan Jadwal Tayang Film Korea Pilot di Vidio, Dibintangi Jo Jung Suk
Opsen Pajak Kendaraan Rugikan Ekonomi Daerah
Resep Marinasi Ayam, Ketahui Waktu Idealnya Sesuai Jenis Potongan
Cak Imin soal Maju Pilpres 2029 Usai Putusan MK Hapus Presidential Threshold 20 Persen: Trauma Kalah
Fokus : Gunung Semeru kembali Erupsi, Jalur Pendakian Ditutup
Pastikan Sritex Tetap Produksi, Menperin Dekati Kurator
Resep Peyek Renyah: Cara Membuat Camilan Gurih dan Kriuk
Polisi Tangkap Penyewa Mobil Bos Rental yang Tewas Ditembak di Rest Area Tangerang-Merak