Citizen6, Jakarta Perempuan kerap menjadi korban dominasi laki-laki dalam sistem patriarki. Di beberapa negara, India misalnya, perempuan bahkan menjadi korban bentuk kekerasan yang menggunakan cairan asam berbahaya sebagai senjata. Sebuah studi pada tahun 2011 tentang serangan asam di beberapa negara di Asia Selatan bahkan menyatakan, serangan yang menggunakan asam sebagai senjata bertujuan untuk menghancurkan apa yang masyarakat anggap sebagai aset seorang perempuan, yakni kecantikannya.
Stop Acid Attacks merupakan sebuah organisasi kemanusiaan di New Delhi, berfokus untuk menjadi tempat berbagi untuk korban penyerangan yang menggunakan asam sebagai senjata, terutama terhadap perempuan. Bertepatan dengan Hari Perempuan Internasional, organisasi tersebut meluncurkan sebuah kalender yang menampilkan perempuan-perempuan yang menjadi korban kekerasan dengan cairan asam.
Advertisement
Mereka berjuang untuk tetap hidup normal dan mewujudkan mimpi mereka yang sempat hancur karena perlakuan tersebut. Foto-foto diambil oleh tiga fotografer dari delapan lokasi yang berbeda.
Dilansir dari The Wall Street Journal India, Jumat (20/03/15), pendiri Stop Acid Attacks, Ashish Shukla mengatakan kalender tersebut didesain untuk menunjukkan bahwa "kecantikan tak hanya sekadar wajah yang cantik."
Seperti foto di bawah ini. Menunjukkan gadis berusia 17 tahun bernama Dolly yang berasal dari Agra. Ia disiram dengan air keras di bagian wajahnya. Ia berfoto dengan mengenakan mantel medis serta memegang sebuah buku yang berjudul "Saya ingin menjadi dokter." Foto tersebut menunjukkan aspirasinya dalam menjalankan klinik medis miliknya.
Atau misalnya foto berikut ini. Soniya Choudhary yang tinggal di Ghaziabad, India utara yang bekerja di sebuah salon saat wajahnya disiram dengan cairan asam lebih dari satu dekade lalu. Ia kini menjalankan salon kecil di rumahnya di Ghaziabad.
Rupa, 23 tahun, telah melewati tujuh operasi hingga ia bisa tersenyum percaya diri seperti di foto. Ia menunjukkan bahwa harapan tak pernah musnah. Meski wajahnya hancur, ia tetap bisa meraih gelar desain perancang busana.
Ada pula Geeta, yang telah bersuara begitu lama menuntut keadilan. Delapan tahun setelah penyerangan atas dirinya di Meerut, penyerang Geeta masih belum tertangkap.
Kalender tersebut dijual di paltan.in, sebuah website yang dikelola oleh Stop Acid Attacks untuk membantu agar bisa tetap terhubung dengan para relawan. Stop Acid Attacks berharap, uang yang diperoleh dari penjualan kalender dapat membantu para korban serangan air keras tersebut.
Hingga kini, masih banyak penyerangan terhadap perempuan yang terjadi di berbagai belahan dunia lainnya. Beberapa dari mereka berjuang menuntut keadilan, namun masih banyak yang hanya mampu menutup mulut atas ketidakadilan yang mereka dapatkan.
*semua foto milik Stop Acid Attacks