Bukan Gula yang Dibutuhkan Anak, Tapi Kalori

Bila Anda berpikir anak membutuhkan banyak gula sebagai sumber energi, itu salah. Yang diperlukan anak adalah kalori

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 23 Mar 2015, 13:00 WIB
Bila Anda berpikir anak membutuhkan banyak gula sebagai sumber energi, itu salah. Yang diperlukan anak adalah kalori

Liputan6.com, Bogor - Tidak sedikit orangtua yang percaya bahwa di usia kanak-kanak seorang anak membutuhkan asupan gula cukup banyak yang nantinya digunakan sebagai sumber energi. Padahal, yang dibutuhkannya adalah kalori, bukan gula yang seharusnya dikurangi atau dihindari.

"Tubuh membutuhkan kalori, bukan gula. Kalori bisa didapatkan dari bahan makanan lain selain gula," kata Ketua Persatuan Diabetes Indonesia Wilayah Banten, Dr. Rochsismandoko, SpPD. KEMD dalam diskusi bertajuk 'Waspadai Gula Sebagai Musuh Bersama Penyakit Gigi dan Diabetes Militus' di Sentul City, Bogor, Jawa Barat ditulis Sabtu (21/3/2015)

Dilanjutkannya, dengan mengurangi asupan gula per hari, orangtua turut membantu anak dalam mencegah karies dan penyakit diabetes militus (DM). "Berdasarkan temuan Unit Kerja Koordinasi Endokrinolog Anak Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), sejak mei 2009 hingga Februari 2011 sebanyak 590 anak dan remaja berusia 20 tahun di Indonesia menyandang diabetes tipe 1," kata dia menerangkan.

Pada dasarnya, seorang anak usia pra sekolah hanya memerlukan gula sebanyak 16,7 gram per hari. Ketika beranjak usia 4 tahun, berikan asupan gula sebanyak 12,5 gram. Dan usia pra remaja hingga remaja, mereka memerlukan 21 gram hingga 33 gram per hari.

"Gampangnya begini, satu sendok makan itu kira-kira berisi delapan gram gula pasir. Hitung saja berapa persen yang mereka butuhkan," kata Rochsismandoko menjelaskan.

Selanjutnya, Rochsismandoko mengatakan bahwa orangtua perlu memerhatikan kapan seharusnya anaknya diberi asupan gula gula. Bila waktunya tak tepat, dapat memicu asam di mulut yang mengakibatkan karies pada gigi.

"Gula yang diasup di antara waktu makan menghasilkan asam selama 20 menit. Misalnya saja 3 minum soda yang diminum di antara waktu makan, maka produksi asam selama 80 menit," kata dia menerangkan.

Dalam kesempatan itu, Rochsismandoko menerangkan perbedaan risiko yang akan dirasakan seorang anak bila tak tepat waktu dalam mengonsumsi gula;

"Gula yang dikonsumsi saat makan meningkatkan risiko karies ringan. Gula yang dikonsumsi di antara waktu makan, risiko mengalami karies sedang. Sedangkan gula pada permen yang lengket, berisiko mengalami karies terbesar," kata Rochsismandoko menerangkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya