Liputan6.com, Jakarta - Ada yang berbeda dalam penyelenggaraan kompetisi bola voli Pertamina Proliga pekan ketiga putaran kedua di Hall Basket Senayan, Jakarta, 20-22 Maret. Jakarta Bank DKI selaku tuan rumah tidak menjual tiket kertas yang biasa digunakan penyelenggara pertandingan. Sebagai gantinya adalah JakCard Bank DKI.
Dengan menggunakan JakCard, penonton tidak perlu membeli tiket dari calo. Mereka cukup mendatangi counter Bank DKI untuk memberi kartu elektronik tersebut. Tak hanya itu, Bank DKI menyediakan dua SPG di setiap mesin JakCard untuk membantu penonton yang ingin membeli kartu atau mengisi ulang.
Hingga hari ketiga, sekitar 5.500 JakCard telah terjual. Satu kartu JakCard dijual seharga Rp 50.000.
"Kepada para penonton Proliga, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya sudah hadir dan menyaksikan pertandingan Proliga di Jakarta dan sudah membeli JakCard," kata Direktur Utama Bank DKI Eko Budiwiyono dalam jumpa pers di Hall Basket Senayan, Jakarta, Minggu (22/3/2015).
Kebijakan Bank DKI menggunakan JakCard untuk olahraga adalah yang pertama kali. "Langkah ini merupakan yang pertama saya kira untuk perbankan dan merupakan salah satu bentuk sosialisasi kepada masyarakat untuk menggunakan uang elektronik," ujar Eko.
Sebelumnya, JakCard dipergunakan untuk e-ticketing Transjakarta dan parkir yang sementara masih baru bisa dipergunakan di Jalan Sabang. Penggunaan JakCard di ajang Proliga akan dievaluasi sebagai pengembangan untuk nantinya dapat dipergunakan pada sarana hiburan lainnya, seperti olahraga atau musik. Bahkan, tidak tertutup kemungkinan JakCard kembali digunakan pada final four Proliga di Jakarta, 10-12 April mendatang.
Sementara itu, Vice President Group Head Zulfarshah mengatakan penggunaan JakCard membuat berapa besar pendapatan dari penjualan tiket menjadi lebih transparan, pembayaran pajaknya jelas, dan tingkat keamanan lebih baik dibandingan dengan tiket kupon kertas.
Advertisement