JK: ISIS Bak Virus, Hanya Menyerang Negara Lemah

"Akibat lumpuhnya pemerintahan, virus itu masuk. Ekonomi rusak, juga melemahnya politik dan ekonomi."

oleh Silvanus Alvin diperbarui 23 Mar 2015, 11:33 WIB
Jusuf Kalla (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Ideologi radikal negatif yang dianut Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) dinilai seperti virus. Hanya bisa menyerang negara yang lemah.

Begitulah pandangan ‎Wakil Presiden Jusuf Kalla. Menurut pria yang akrab disapa JK ini, tak hanya faktor ideologi saja yang menyebabkan paham ISIS berkembang cepat seperti sekarang, melainkan juga pengaruh faktor politik dan faktor ekonomi.

‎"Ideologi radikal sama seperti virus, hanya berakibat pada badan kalau badan itu lemah. Kenapa ISIS hanya sekarang dan jadi besar di negara lemah, seperti di Syria, Libya, dan Nigeria yang ada Boko Haram? Karena negara-negara itu lemah," kata JK dalam International Conference on Terorism and ISIS di Jakarta, Senin (23/3/2015).

Pemerintah Indonesia, lanjut JK sudah mewaspadai gerakan ISIS, karena perkembangan 3 tahun belakangan dari teroris tersebut begitu cepat. Perkembangan itu didukung dengan lemahnya politik dan ketimpangan ekonomi suatu negara.

Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) ini mencontohkan virus ISIS bisa masuk dengan mudah ke Irak setelah Saddam Husein tidak ada lagi. Para pengikutnya yang memiliki senjata itu tak ada lagi pemimpin, sehingga paham-paham radikal apapun bisa masuk dengan cepat, dan hal ini dimanfaatkan ISIS.

"Akibat lumpuhnya pemerintahan, virus itu masuk. Ekonomi rusak, artinya masalah ini bukan ideologis, tapi juga melemahnya politik dan ekonomi," tutur JK.

Mantan Ketua Umum Partai Golkar ini juga menyampaikan dari data yang ia peroleh, ISIS memiliki pasukan 20 ribu orang yang berasal dari 80 negara berbeda. Keberhasilan ISIS mengumpulkan pasukan karena mereka menjual surga.

"Yang dikejar adalah surga yang dijual. Kalau harta, mereka tak mau bunuh diri. Kalau kedudukan, mereka tak mau bunuh diri. Mereka mau surga yang dengan mudah diberikan pemimpinnya. Kalau tidak, orang tak datang ke negeri panas, berjuang di padang pasir yang panas," ucap JK.

Turut hadir dalam acara ini sejumlah menteri Kabinet Kerja seperti Menkopolhukam Tedjo Edhi Purdjianto, Kepala BIN Marciano Norman, Wakapolri Komjen Pol Badrodin Haiti, Mendagri Tjahjo Kumolo,‎ Jaksa Agung HM Prasetyo, Kepala BNPT Saud Usman Nasution, dan mantan Kepala BNPT Anysad Mbai‎.

Hadir pula Ketua MPR Zulkifli Hasan, Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang, Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, ‎Ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono, putri mantan Presiden Gus Dur yakni Yenny Wahid, Wakil Ketua PPATK Agus Santoso, dan Ketua Umum MUI Din Syamsuddin.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya