Pemerintah Indonesia Blokir Seluruh Konten Video ISIS

Kelompok radikal Negara Islam Irak Suriah atau ISIS masih mengancam warga Indonesia.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 23 Mar 2015, 15:08 WIB
Tedjo Edhy Purdijatno (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Kelompok radikal Negara Islam Irak Suriah atau ISIS masih mengancam warga Indonesia. Apalagi setelah kemunculan video yang beredar di YouTube tentang pelatihan perang dengan peserta anak-anak yang diduga berasal dari Indonesia beberapa waktu lalu.

Pemerintah ke depannya berencana untuk memblokir konten video tersebut. Hal ini diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Tedjo Edhi Purdjianto.

Menteri Tedjo mengaku akan meminta bantuan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudi Antara. "Ini akan jadi masukan untuk Kominfo, agar dihapus," kata Tedjo di JIExpo, Jakarta, Senin (23/3/2015).

Tedjo mengatakan, nantinya pencegahan video berisi konten propaganda terorisme akan menjadi kewenangan Badan Cyber Nasional. Badan tersebut akan bekerja dalam waktu dekat.

"Nanti akan kita resmikan, Badan Cyber Nasional menggunakan Keppres. Sebentar lagi, tentu untuk menanggulangi ini semua, tanggulangi ISIS," tutur Tedjo.

Sedikitnya, ada 3 video yang sempat beredar di laman tersebut sejak Minggu 15 Maret 2015. Dua video berjudul 'Cahaya Tarbiyah di Bumi Khilafah' dan 'Anak-anak Indonesia Berlatih AK-47 dengan ISIS' sempat tayang dan ditonton ratusan orang.

Video berdurasi 2 menit 12 detik itu menggambarkan belasan anak-anak belia berusia belasan tahun dilatih bela diri dan menggunakan senjata dan diberikan pendidikan Daulah Islamiyah. Video yang diproduksi oleh Al Azzam Media, yaitu Divisi Media Khilafah Islamiyah berbahasa Melayu itu menayangkan kegiatan belasan anak berpakaian ala militer sedang mengikuti pendidikan keagamaan, bela diri, serta penggunaan senjata AK-47 dan pistol.

Selain menampilkan beberapa pernyataan instruktur, video itu juga menampilkan komentar dari sosok anak-anak belia yang diduga dilatih untuk menjadi tentara ISIS. (Ndy/Mut)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya