BPOM Akan Terus Kawal Kalbe Farma

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia akan terus mengawal seluruh proses Cara Pembuatan Obat yang Baik

oleh Benedikta Desideria diperbarui 23 Mar 2015, 21:13 WIB
Andrea sebenarnya menjalani terapi injeksi di organ vital untuk mengobati impotensinya. Tapi, hasilnya melebihi yang dibayangkannya.

Liputan6.com, Jakarta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia akan terus mengawal seluruh proses Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dalam produksi obat yang dilakukan PT Kalbe Farma untuk memperkecil potensi dan risiko tertukarnya obat.

Sebelumnya, BPOM juga memerintahkan PT Kalbe Farma menghentikan distribusi produk di lini enam yakni obat injeksi Buvanes Spinal o,5%  dan tidak mendistribusikan produk yang belum beredar sekaligus menarik produk yang ada di pasaran pada 18 Maret 2015.

Langkah ini dilakukan setelah BPOM melakukan penilaian mutu secara menyeluruh di PT Kalbe Farma pada 3-5 Maret 2015 terkait kasus meninggalnya dua pasien di RS Siloam Karawaci, Tangerang akibat tertukarnya obat anestesi Buvanest spinal dengan Asam traneksamat produksi PT Kalbe Farma.

Kepala BPOM menyebutkan ada potensi mixed-up pada Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). "Potensi kejadian mixed-up dari hasil penyelidikan yang kami lakukan ada di area pengemasan sekunder terutama bagian visual inspection,"ujar Kepala BPOM, Roy Sparinga di Jakarta, Senin (23/3/2015).

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya