Pesawat Sempat Menukik Tajam dari Ketinggian 35.000 Kaki

Pesawat yang mengangkut sempat mengirimkan sinyal "distress" sekitar 52 menit setelah tinggal landas, hingga akhirnya jatuh.

oleh Liputan6 diperbarui 25 Mar 2015, 01:05 WIB
Pesawat yang mengangkut sempat mengirimkan sinyal "distress" sekitar 52 menit setelah tinggal landas, hingga akhirnya jatuh.

Liputan6.com, Paris - Pesawat maskapai Germanwings jatuh di Pegunungan Alpen, Prancis pada Selasa 24 Maret pagi waktu setempat. Pihak berwenang menyebutkan bahwa Airbus A320 yang dioperasikan anak perusahaan maskapai Jerman Lufthansa itu sempat mengirimkan sinyal "distress" sekitar 52 menit setelah tinggal landas, hingga akhirnya jatuh.

"Distress" merupakan situasi di mana pesawat dan penumpangnya sedang terancam bahaya dan memerlukan pertolongan dengan segera.

Sementara, dugaan lain menyebutkan pesawat sempat terbang menukik dari ketinggian jelajah normalnya. Laman data pelacakan jalur terbang pesawat menyebutkan bahwa A320 Germanwings terbang menukik secara tajam dari ketinggian jelajah 35.000 kaki atau sekitar 10,6 km, namun ini tidak jatuh secepat umumnya pesawat yang telah kehilangan kendali.

Namun para pakar keamanan mengingatkan untuk mengabaikan data pihak ketiga, khususnya jika kecelakaan terjadi di daerah terpencil, apalagi kotak hitam sudah ditemukan, sehingga penyebab jatuhnya pesawat bisa segera diketahui.

Kecelakaan terjadi di sebuah wilayah Alpen yang umum diketahui sebagai tempat olahraga ski, mendaki dan arung jeram. Namun wilayah seperti ini biasanya sulit untuk dicapai oleh tim penyelamat.

Semua helikopter dan wahana penyelamat sudah tersedia di lapangan, namun kondisi cuaca tidak memungkinkan untuk melakukan pencarian.

"Akan ada banyak awan menutup sore ini, dengan badai setempat, salju di atas 1.800 meter dan awan relatif rendah. Itu tidak akan membantu helikopter untuk bekerja," kata seorang pejabat dari pusat cuaca setempat kepada Reuters, Rabu (25/3/2015).

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya