Hari Pers Nasional 2023, Fraksi PKS DPR RI Harap Jurnalis Indonesia Semakin Independen

Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini mengucapkan Selamat Hari Pers Nasional kepada seluruh insan pers tanah air.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Feb 2023, 17:27 WIB
Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini sampaikan sejumlah pesan saat HUT ke-77 RI. (Liputan6.com/Ist)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini mengucapkan Selamat Hari Pers Nasional kepada seluruh insan pers tanah air. Menurut Jazuli, pers mengemban amanah besar dalam menjaga dan memajukan bangsa sejak masa kemerdekaan hingga hari ini. 

Anggota Komisi I DPR ini berharap pers nasional semakin maju dan semakin terdepan dalam menghadirkan berita maupun hiburan yang mendidik serta mencerdaskan bangsa.

"Kita butuh informasi. Kita butuh pengetahuan dan wawasan. Kita juga butuh hiburan. Tapi semuanya harus mencerdaskan dan mengokohkan identitas dan karakter kebangsaan," pesan Jazuli yang disampaikan melalui keterangan tertulis, Kamis (9/2/2023).

Menurut Anggota DPR Dapil Banten ini, pers adalah pilar keempat demokrasi. Maka pers punya tanggung jawab yang besar untuk mengawal kehidupan demokrasi yang bermartabat dan bertanggung jawab.

Apalagi, kata Jazuli, masyarakat Indonesia akan segera memasuki tahun politik 2024 yang pasti hiruk pikuk.

"Pers harus menjujung tinggi objektivitas, adil, dan transparan. Menghadirkan berita meneduhkan suasana dan menyatukan bangsa. Menjadi saringan atau filter berita-berita hoaks, SARA, dan ujaran kebencian. Jangan tambah memperkeruh dan memanas-manasi," terang dia.

Sebaliknya, lanjut Jazuli, pers harus berperan aktif dalam mengawal proses pergantian dan regenerasi kepemimpinan nasional, sehingga lahir pemimpin yang benar-benar berintegritas dan berpihak pada rakyat.

Di sisi lain, pemerintah dan seluruh elemen bangsa harus menjaga kebebasan pers dan menjaga agar pemberitaannya tetap independen.

"Kita paham banyak konglomerasi media yang dikuasai tokoh dan elit politik. Meski demikian, tidak boleh mengorbankan independensi dan objektivitas media," pungkas Jazuli.

 


Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Hari Pers Nasional 2023

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pidato saat puncak peringatan Hari Pers Nasional di Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra Utara, Kamis (9/2/2023). Dalam pidatonya, Jokowi mengucapkan terima kasih kepada insan pers atas kontribusinya kepada bangsa dan negara. (FOTO: Biro Pers Istana Kepresidenan/Agus Suparto)

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyampaikan selamat Hari Pers Nasional kepada seluruh insan pers yang ada di seluruh Indonesia. Jokowi mengatakan bahwa pers membuka harapan bahwa orang biasa bisa menjadi presiden.

Dia mengatakan bahwa insan pers selalu ada dalam perjalanan karirnya sejak menjadi Walikota Solo, Gubernur DKI Jakarta, hingga Presiden. Jokowi ingat betul insan pers selalu mengikutinya saat melakukan blusukan ke pasar maupun bertemu warga.

"Saya punya pengalaman pribadi yang dalam dan bersahabat dengan insan pers sejak menjadi wali kota, menjadi gubernur, dan menjadi presiden. Saya kesana-kemari, runtang-runtung," jelas Jokowi saat berpidato di Peringatan Hari Pers Nasional 2023 di Gedung Serbaguna Pemprov Sumatera Utara Kabupaten Deli Serdang, Kamis (9/2/2023).

"Saya jalan bareng ke kampung, ke pasar, ke desa, ke nelayan dengan rekan-rekan wartawan dan terbukti insan pers telah membuka harapan orang biasa seperti saya bisa menjadi presiden," sambungnya.

 


Sampaikan Terima Kasih

Jokowi. (Foto: Dok. Instagram terverifikasi @jokowi)

Jokowi pun menyampaikan terima kasih kepada insan media di Hari Pers Nasional 2023 atas kontribusinya kepada bangsa dan negara. Jokowi menuturkan bahwa pers berperan penting dam menyuarakan perjuangan kemerdekaam dan menjadi penopang utama demokratisasi.

"Sejak awal awak media berkontribusi besar dalam menyuarakan ajakan perjuangan kemerdekaan, menyuarakan inovasi-inovasi pembangunan, dan menjadi penopang utama demokratisasi," ujarnya.

Sebagai informasi, Hari Pers Nasional di Indonesia pertama kali dirayakan pada 9 Februari 1990. Peringatan ini dimaksudkan untuk memperingati pentingnya wartawan dan pers dalam menjaga kebebasan berpendapat dan memastikan informasi yang akurat dan objektif disampaikan ke masyarakat.

Peringatan ini semakin dikukuhkan dengan dibentuknya Undang-Undang Pers Tahun 1999 yang menjamin hak-hak dan kebebasan pers di Indonesia. Hingga kini, Hari Pers Nasional 9 Februari masih menjadi peringatan rutin setiap tahun.

Tujuan peringatan Hari Pers Nasional untuk mengenang perjuangan jurnalistik selama masa Revolusi Nasional dan memperingati peran penting pers dalam memperjuangkan kemerdekaan dan membentuk opini publik di Indonesia.

 


Jokowi Sebut Pers Sedang Tidak Baik-Baik Saja

Presiden Joko Widodo atau Jokowi (kanan) bersama Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf (kiri) saat menghadiri acara puncak satu abad Nahdlatul Ulama (NU) di Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (7/2/2023). Jokowi menilai NU sebagai organisasi Islam terbesar di dunia layak berkontribusi untuk masyarakat internasional. (Biro Pers Istana Kepresidenan/Agus Suparto)

Kemudian. Jokowi mengatakan, saat ini dunia pers sedang tidak dalam kondisi yang baik-baik saja. Jokowi mengatakan bahwa isu utama dunia pers yang sebelumnya mengenai kebebasan, saat ini sudah bergeser.

"Saya ingin mengatakan bahwa dunia pers tidak sedang baik-baik saja. Saya ulang, dunia pers tidak sedang baik-baik saja," ujar Jokowi.

"Dulu isu utama dunia pers adalah kebebasan pers, selalu itu yang kita suarakan, tapi sekarang apakah isu utamanya tetap sama? Menurut saya sudah bergeser karena kurang bebas apalagi kita sekarang ini?" sambung dia.

Menurut dia, pers saat ini sudah cukup bebas sebab siapapun bisa membuat berita dengan sebebas-bebasnya. Jokowi menyampaikan masalah utama pers saat ini adalah pemberitaan yang bertanggung jawab.

Pasalnya, masyarakat dibanjiri berita dari media sosial dan media digital lainnya. Termasuk, dari platform asing yang membanjiri berita dengan hanya mementingkan sisi komersial saja.

"Masyarakat kebanjiran berita dari media sosial dan media digital lainnya, termasuk platform-platform asing dan umumnya tidak beredaksi atau dikendalikan oleh AI (artificial intelligence). Algoritma raksasa digital cenderung mementingkan sisi komersial saja dan hanya akan mendorong konten-konten recehan yang sensasional," jelasnya.

Infografis Donald Trump Vs Jurnalis CNN dan Emmanuel Macron (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya