Liputan6.com, Jakarta - Para operator seluler masih belum satu suara terkait pemilihan lokasi implementasi perpindahan blok kanal 4G di frekuensi 1800 Mhz. Operator seluler yang tergabung dalam kelompok kerja (Pokja) itu pun masih belum menemukan metode perpindahan blok 4G tersebut.
Di lain sisi, pembahasan proses perpindahan blok kanal frekuensi untuk layanan 4G LTE di frekuensi 1800 Mhz harus segera dirampungkan. Mereka harus menanggalkan kepentingan masing-masing perusaahaan agar prosesnya bisa segera terselesaikan.
"Pindah blok kanal ini bukan kebutuhan semua perusahaan yang ada di frekuensi 1800 Mhz. Ini kebutuhan empat perusahaan yang harus segera diselesaikan supaya sesuai target yang diminta pemerintah, pertengahan tahun 4G LTE di 1800 Mhz harus sudah digelar komersial," kata Ongki Kurniawan, Chief Service Management Officer XL.
Ongki menjelaskan alotnya pembahasan yang dilakukan Pokja terkait persiapan perpindahan blok kanal karena masing-masing operator punya persepsi berbeda-beda tentang metode perpindahan yang akan digunakan.
"Tiap operator punya approach sendiri untuk masalah ini. Intinya, pada dasarnya sebagian besar kita sudah sepakat. Tapi, memang ada dua hal yang belum ada kata kesepakatan, yakni metode perpindahan dan wilayahnya," ungkap Ongki usai acara diskusi IndoTelko Forum bertajuk '4G & Rich Content: a New Era of Indonesian Broadband'.
Di pokja sendiri sudah ada dua metode yang ditawarkan untuk dipakai. Pertama, metode direct yang menggunakan sistem pindah secara langsung tanpa menggunakan blok persinggahan. Kedua, metode indirect yang menggunakan blok kanal tertentu sebagai lokasi frekuensi persinggahan bagi tiap operator yang melakukan pengaturan ulang frekuensi miliknya.
Ongki menganggap wajar ada perbedaan persepsi soal metode pindah kanal karena setiap operator memiliki pandangan soal risiko yang berbeda. Soal pilihan metode perpindahan kanal frekuensi ini, XL dengan tegas menggunakan metode perpindahannya secara direct.
"Dari sisi XL, kita memilih pakai sistem direct untuk pindah kanal blok di 1800 Mhz. Karena kita lihat dari implementasi di negara lain, so far yang sukses menggunakan metode perpindahan direct dan itu sudah ada contohnya di Australia. Kita juga berpengalaman waktu pindahkan frekuensi Axis ke XL," imbuh Ongki.
Metode perpindahan kanal frekuensi ini ternyata juga berpengaruh terhadap biaya. Pasalnya, kata dia, jika menggunakan metode perpindahan direct, maka hanya sekali berpindah jadi tidak ada biaya dua kali lipat dari metode perpindahan indirect.
"Kalau direct kan langsung. Jadi pakai sekali retuning -- pengaturan kembali jaringan. Tapi, kalau pakai yang indirect itu kan harus transit dulu jadi dua kali retuning. Makanya wajar kalau metode indirect perlu biaya lebih mahal," tandasnya.
(den/dew)
XL Tak Galau Soal Metode Pindah Frekuensi
Wajar ada perbedaan persepsi soal metode pindah kanal karena setiap operator memiliki pandangan soal risiko yang berbeda.
diperbarui 25 Mar 2015, 13:11 WIBWajar ada perbedaan persepsi soal metode pindah kanal karena setiap operator memiliki pandangan soal risiko yang berbeda.
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Profil Bung Towel yang Minta Shin Tae-yong Mundur, Sempat Cetus Tagar #STYOut
Nasib Selebgram di Medan Usai Nekat Endorse Situs Judi Online via Instagram
VIDEO: Dharma Pongrekun Yakin Kuasa Tuhan Jauh Lebih Besar dari Jokowi
Kanji Kata Sifat Bahasa Jepang: Pengertian, Cara Menggunakan, dan Contoh
Buruh Desak UMP 2025 Naik 20%
Cara Menangani Disentri pada Anak, Langkah Penting yang Harus Dilakukan Orang Tua agar Anak Cepat Pulih
Pelatih Arab Saudi Jadi Korban Meme Usai Kalah dari Timnas Indonesia
Memahami Apa itu Sumbu Pendek: Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya
Tips Hilangkan Asin Berlebih di Ikan Asin, Cuma Pakai Bahan Sederhana Ini
Bukan Cuma Disabilitas Fisik, Polio yang Pengaruhi Otot Pernapasan Bisa Ancam Nyawa
4 Langkah Mudah Tarik Tunai ShopeePay di Indomaret, Lebih Hemat dan Aman
Diperkenalkan di GJAW 2024, Desain Aion V Terinspirasi Binatang Purba