Top 5 Health: Alasan Menikah yang Keliru Bagi Wanita Terpopuler

Inilah Top 5 Health edisi Rabu, 25 Maret 2015.

oleh Jazaul Aufa diperbarui 26 Mar 2015, 10:30 WIB
Ilustrasi. Foto: hdwallpaperfun

Liputan6.com, Jakarta Menikah merupakan pilihan hidup serius yang mesti dijalani setiap manusia. Dengan menikah, tujuan hidup akan semakin terasa dan biasanya akan membuat pasangan semakin bahagia. Sayangnya, dari sekian alasan menikah ternyata banyak pasangan mengambil langkah keliru.

Selain itu, masih banyak informasi menarik lain dalam Top 5 Health Liputan6.com. Diantaranya:

1. 10 Alasan Keliru bagi Wanita untuk Menikah

Dari sekian banyak alasan menikah, ternyata banyak wanita yang salah mengambil langkah. Hasilnya, hubungan itu lantas tidak berjalan baik karena tanpa didasari rasa saling memiliki dan komunikasi yang baik. Artikel berikut mengulas mengenai sejumlah alasan keliru bagi wanita untuk memutuskan menikah.

2. Posisi Seks untuk Atasi Nyeri Punggung (4)

Cara membuat punggung nyaman saat kaku, mungkin bisa diatasi dengan fleksi (membungkuk ke depan), merentang (melekukkan tubuh ke belakang), menekukkan tubuh ke samping kiri dan kanan serta berputar. Selain itu, ada cara lain seperti melakukan posisi seks khusus. Seperti apakah itu?

3. Kenali Tanda Penyakit dari Bau Mulut

Bau mulut Anda tak sedap? hati-hati, bau mulut terjadi bukan hanya karena kurang merawat gigi, bisa jadi itu adalah tanda penyakit. Seorang dokter gigi, Harold Katz mengatakan, hampir semua napas terkait dengan bakteri anaerob yang hidup di bagian belakang lidah, tenggorokan dan amandel, yang memecah protein dalam makanan kita. Gawat, bukan?

4. Kebanyakan PR Berakibat Buruk bagi Anak-anak

Berhati-hatilah bila Anda adalah seorang guru dan gemar memberi pekerjaan rumah (PR) berlebih pada murid-murid. Sebab ketika seorang anak mengerjakan PR lebih dari tiga jam setiap malam, efeknya bisa buruk bagi kesehatan si kecil. Apa saja efek buruk tersebut?

5. Apa Kata Psikolog: Perlukah Les Tambahan?

Saat anak kesulitan belajar karena tidak menyukai pelajarannya, perlukah orangtua memberikan les tambahan? Psikolog Anak Astrid Wen, M.Psi menjelaskannya dalam program 'Apa Kata Psikolog', Rabu (25/3/2015).

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya