Transmigran Wilayah Pantai akan Jadi Penggerak Ekonomi Bahari

Potensi ekonomi bahari Indonesia tidak hanya perikanan, tetapi juga rumput laut, sumber daya mineral seperti minyak dan gas, dan lainnya.

oleh Nurmayanti diperbarui 26 Mar 2015, 19:30 WIB
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Marwan Jafar.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Marwan Jafar optimis program transmigrasi yang digalakkan kembali mulai tahun ini bisa turut menggerakkan ekonomi bahari Indonesia.

"Kita akan segera realisasikan program transmigrasi ke wilayah pantai seperti kepulauan natuna, kita ajak saudara-saudara kita para nelayan dari pulau Jawa untuk bersama-sama menggarap potensi ekonomi bahari kita yang luar biasa untuk kesejahteraan bersama seluruh rakyat Indonesia" ujar dia di Jakarta, Kamis 926/3/2015).
 
Potensi ekonomi bahari yang dimiliki Indonesia tidak hanya perikanan, tetapi juga rumput laut, sumber daya mineral seperti minyak dan gas, hingga wisata bahari. Nilainya diperkirakan US$ 1,2 triliun per tahunnya, namun yang sudah tergarap masih sangat kecil, baru sekitar 10 persen.
 
"Program transmigrasi wilayah pantai ini juga untuk mendukung pembangunan wilayah maritim yang diusung Pemerintah, selain itu pula untuk ikut mengamankan sumberdaya laut dari praktek illegal fishing yang sangat merugikan Indonesia," lanjutnya.
 
Untuk itu, peserta transmigrasi wilayah pantai diutamakan dari kalangan nelayan yang telah memiliki keahlian atau pengalaman bekerja di sektor kelautan dan perikanan. Agar mereka nanti bisa langsung mempraktekkan keahliannya di tempatnya yang baru
 
"Selama ini mereka kan bekerja sebagai buruh nelayan karena tidak memiliki modal perahu dan alat tangkap ikan, daripada terus seperti ini ya lebih baik kita ajak hijrah ke pantai seberang untuk meraih nasib yang lebih baik" ungkap Menteri Marwan.
 
Para transmigran nanti akan mendapat jatah lahan untuk digarap, rumah tinggal, bantuan biaya hidup bulanan, juga bantuan peralatan untuk bekerja seperti perahu dan alat tangkap.
 
"Ini tentunya harus dipandang sebagai peluang yang diberikan oleh negara bagi warganya untuk lepas dari jeratan kemiskinan dan meraih kehidupan yang lebih sejahtera melalui program transmigrasi wilayah pantai," ujarnya.
 
Wilayah pantai yang menjadi daerah transmigrasi, seperti kepulauan Natuna, memliki sumber daya ekonomi bahari yang sangat besar namun belum tergarap dengan baik.
 
Kehadiran transmigran diharapkan bisa mengolah potensi sumberdaya yang ada menjadi kegiatan produktif di bidang perikanan dan budidaya rumput laut, udang, kerang serta usaha bahari lainnya yang bisa dikerjakan oleh transmigran sesuai keahliannya.
 
"Selain akan mempersulit ruang gerak pelaku illegal fishing, kegiatan produktif yang dilakukan transmigran juga akan mendorong warga sekitar untuk ikutserta membuka usaha produktif di bidang yang sama atau bidang lainnya yang saling menunjang dengan usaha transmigran, sehingga akan menggerakkan ekonomi lokal dan daerah sekitarnya," terang Marwan.
 
Hal ini, akan menciptakan multiplier effect terbukanya berbagai lapangan kerja dan usaha baru di sektor bahari dan nonbahari, meningkatnya jumlah orang yang bekerja dan berpendapatan, sekaligus menurunnya angka pengangguran dan kemiskinan.
 
"Saya optimis program transmigrasi akan menjadikan wilayah pantai sentra ekonomi bahari, berkembang menjadi daerah wisata bahari, bahkan akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru yang menggerakkan ekonomi daerah dan nasional," tandas dia. (Nrm)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya