Liputan6.com, Jakarta - Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna Hamonangan Laoly menilai hak angket anggota Koalisi Merah Putih (KMP) di DPR, yang ditujukan kepada dirinya terlalu berlebihan. Sebab, kasus tersebut hanya masalah internal partai yang tidak berimplikasi luas kepada masyarakat.
"Jadi saya kira perbedaan pendapat dan ketidakpuasan antara 2 kelompok pengurus parpol, menyikapi keputusan Menkumham adalah soal di internal partai saja. Tidak berimplikasi luas pada masyarakat luas," ujar Yasonna melalui pesan singkat, Kamis (26/3/2015).
"Tidak seperti kebijakan menaikkan BBM, menaikkan pajak, menerbitkan peraturan yang mempunyai dampak sampai besar pada masyarakat," sambung dia.
Menurut Yasonna, penggunaan hak angket ini harus dipertimbangkan kembali. Karena itu, politisi PDIP itu menanggapi santai jika dirinya harus hadir di Komisi III DPR.
"Saya kira, saya cukup menjelaskan di Komisi III saja. Sebab, angket itu adalah hak penyelidikan dari DPR, menyangkut kebijakan pemerintah yang penting dan strategis, serta berdampak luas pada kehidupan bermasyaralat dan bernegara, yang diduga bertentangan dengan peraturan perundang-undangan," jelas dia.
Yasonna memastikan, jika hak angket ini terus bergulir di paripurna DPR, dirinya pun siap menghadapi. Dia justru khawatir hak angket itu kehilangan makna sesungguhnya, atau melenceng dari tujuannya.
"Namun, tentu kalau pada akhirnya nanti lolos di paripurna, saya akan menghadapinya dengan senang hati. Saya justru khawatir, jika hak angket digunakan untuk hal-hal yang sebenarnya hanya soal kepengurusan dan perbedaan pandangan menafsirkan undang-undang, nanti kehebatan hak angketnya menjadi kehilangan makna. Hak angket menjadi sesuatu yang sepele," tandas Yasonna.
Fraksi-fraksi di DPR RI yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih (KMP) menyerahkan daftar nama pengguna hak angket, untuk Menteri Hukum dan HAM (Menkunham) Yasonna H Laoly, kepada pimpinan DPR Rabu 25 Maret.
Penyerahan ratusan nama anggota dewan itu diterima langsung oleh Ketua DPR Setya Novanto bersama wakilnya Fadli Zon. Inisiator hak angket ini adalah politisi Partai Golkar Jhon Kennedy Aziz, politisi Partai Gerindra Ahmad Riza Patria, dan politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Abdul Hakim.
Sebanyak 116 anggota dewan yang menggunakan hak angket tersebut, yakni Partai Golkar 55 orang, Gerindra 37 orang, PKS 20 orang, lalu PAN dan PPP masing-masing 2 orang. (Rmn/Mut)
Menteri Yasonna Siap Hadapi Hak Angket DPR dengan Senang Hati
Menkumham Yasonna H Laoly mengatakan, penggunaan hak angket untuk dirinya harus dipertimbangkan kembali.
diperbarui 26 Mar 2015, 21:34 WIBMenkumham Yasonna Laoly saat menggelar jumpa pers di Kemenkumham, Jakarta, Selasa (10/3/2015). Kementerian Hukum dan HAM mengesahkan DPP Partai Golkar hasil Munas Ancol kubu Agung Laksono. (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Arti Physical Touch: Memahami Bahasa Cinta Sentuhan Fisik
Awalnya Hanya Bercanda, Lama-Lama Tergoda, lantas.. Wanti-Wanti Buya Yahya!
Soal Rencana Donald Trump Relokasi Warga Gaza ke Indonesia, Begini Respons Puan Maharani
Cara Menghitung Usia Kehamilan Manual: Panduan Lengkap untuk Ibu Hamil
Meriam Bellina Ungkap Tips Tetap Aktif Naik Gunung Jelang Usia 60 Tahun
Sentilan Iwan Fals saat Konser di Manado: Apa Bunaken Masih Bersih?
Maksud Hati Lembur Biar Tambah Cuan, Ibu Muda di Pemalang Malah Dilecehkan Bosnya
Doa Agak 'Kurang Ajar' untuk Merayu Allah dengan Cara Unik, Dikisahkan Gus Baha
AHY Mengaku Tidak Tahu Masalah Pagar Laut: Saya Tidak Dapat Laporan
Alasan Zaskia Adya Mecca Lebih Pilih ART Jadi Pengasuh Anak daripada Cari Babysitter
Tradisi Bakar Batu Awali Groundbreaking Pembangunan Pabrik Semen di Timika
Mengenal Pandora Misi Terbaru NASA untuk Jelajahi Eksoplanet