Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas menghitung kebutuhan dana untuk membenahi dan membangun transportasi di Indonesia
mencapai Rp 2.500 triliun selama kurun waktu 5 tahun pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK). Langkah ini untuk mengejar ketertinggalan Indonesia dengan negara maju lain.
Seperti dikutip dalam Naskah Teknokratik Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional(RPJMN) 2015-2019 Sektor Transportasi yang diterima Liputan6.com, Jakarta, Minggu (29/3/2015), kota-kota besar dan kota sedang di Indonesia saat ini berada dalam kondisi kritis.
Salah satu penyebabnya, disebutkan karena kondisi transportasi kota sangat tidak efisien, konvensional dan masih ada angkutan umum compang-camping, baik dalam sarana, manajemen, dan teknologinya.
Namun beberapa kota besar sudah dan tengah mempersiapkan sistem angkutan umum cepat masal kategori ringan seperti Bus Rapid Transit (BRT), monorel, dan trem. Dalam RPJMN 2015-2019, direkomendasikan membangun MRT berbasis bus dan rel.
Dalam naskah teknokratik pemerintahan Jokowi, Bappenas dan JICA memproyeksikan angka investasi pembangunan transportasi dalam 5 tahun sebesar Rp 1.269 triliun. Angkanya menjadi sekira Rp 2.500 triliun dengan memasukkan subsektor jalan.
"Angka ini adalah angka skenario penuh 100 persen untuk mencapai kesetaraan dengan negara-negara yang lebih maju di Asia," ucap Direktur Transportasi Bappenas, Bambang Prihartono di Jakarta.
Proyeksi tersebut, masih dari data Naskah Teknokratik, didasarkan kepada pendapatan kapita sekitar US$ 14.000 di 2020. Angka untuk skenario 75 persen dan 50 persen masing-masing adalah Rp 1.006 triliun dan Rp 657 triliun.
Besaran investasi yang diperlukan tersebut berkisar dari Rp 130 triliun sampai Rp 254 triliun per tahun. Angka tersebut tidak termasuk subsektor jalan yang besarannya mencapai Rp 1.294 triliun sampai Rp 2.543 triliun untuk 5 tahun. (Fik/Gdn)
Benahi Transportasi RI, Jokowi Perlu Rp 2.500 Triliun
Kondisi transportasi kota di Indonesia sangat tidak efisien, konvensional dan masih ada angkutan umum compang-camping.
diperbarui 29 Mar 2015, 08:02 WIBSelain menjadi Depo MRT, Terminal Lebak Bulus nantinya akan difungsikan sebagai terminal bus Trans-Jakarta dan angkutan dalam kota (Liputan6.com/Andrian M. Tunay)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Polisi Tangkap 2 Pelaku Pembunuhan Bayi di Bekasi
Pencopotan Shin Tae-yong Didasari Pikiran Waras, Erick Thohir Diam dan Bersabar: Saya Jaga Hati dan Mulut!
Potret Elegan Putri Delina dalam Balutan Kebaya Cokelat di 7 Bulanan Mahalini
VIDEO: Mengenang Jimmy Carter sebagai Sukarelawan Habitat for Humanity
Stasiun Pasar Senen Kini Punya Parkir Tingkat, Simak Tarifnya
Jangan Lengah, Kasus Pencurian di Pesawat Meningkat Drastis di Rute Penerbangan Asia-Pasifik
Sate Tuna Rica Bawang Khas Gorontalo Kian Diminati Wisatawan
Fungsi Busur Derajat: Alat Ukur Sudut yang Serba Guna
Olahraga Apa yang Cepat Menurunkan Kolesterol Tinggi? Tiru Kebiasaan Fanny Ghassani untuk Cegah Kematian Dini
Sempat Vakum, Ini 7 Potret Chandrika Chika Tengah Jalani Kasus Penganiayaan
Kim Sae Ron Unggah Foto Romantis Bersama Pria yang Kini Dihapus
Hasil Malaysia Open 2025: Anthony Sinisuka Ginting Takk Berdaya Hadapi Kunlavut Vitidsarn