Liputan6.com, Jakarta - Kongres PDIP segera digelar pada 9 April 2015 mendatang. Salah satu agendanya adalah memilih ketua umum untuk periode 2015-2020. Sejumlah nama mencuat untuk digadang sebagai ketua umum, selain Megawati Soekarnoputri.
Salah satu dari kandidat yang kuat untuk maju adalah Joko Widodo. Lantas mungkinkah Jokowi terpilih sebagai Ketum PDIP untuk periode 2015-2020? Ketua DPP PDIP Maruarar Sirait menjelaskan peluang kader PDIP menjadi ketua umum, selain Megawati Soekarnoputri, baru terbuka pada 2020 mendatang.
Kata pria yang karib disapa Ara itu, semua kader PDIP sepakat untuk memilih Mega pada pemilihan ketum 9 April mendatang. Sebab, menurut dia, kepemimpinan Mega masih dibutuhkan.
"Saya rasa untuk kaderisasi dan regenerisasi untuk ketum PDIP baru akan terjadi 5 tahun lagi, 2020 ya," kata Maruarar di Bundaran HI, Jakarta, Minggu (29/3/2015).
Ara menuturkan partai berlambang banteng moncong putih itu tetap melakukan kaderisasi dan regenerasi dengan baik. Hal itu ditunjukkan dengan menempatkan kader muda dalam eksekutif dan legislatif.
"Di pemerintah ada Jokowi yang mulai dari Walikota sampai jadi presiden, ada Pak Ganjar di Jawa Tengah. Di legislatif, ada Rieke, Budiman Sudjatmiko, yang muda dari proses rekrutmen dan bisa jadi legislator handal. Itu tidak mungkin terjadi tanpa dukungan Mbak Mega. Khusus untuk ketum kita sepakat untuk jaga dan masih butuh Mbak Mega," tegas Ara.
Sebelumnya lembaga Poltracking merilis hasil survei calon ketum PDIP yang paling potensial berdasarkan 10 aspek yang telah dielaborasi. Jokowi berada paling atas dengan persentase 7,68 persen, Ganjar Pranowo 7,41 persen, Pramono Anung 7,35 persen, Maruarar Sirait 7,03 persen, Tjahjo Kumolo 6,6 persen, Hasto Kristiyanto 6,52 persen, Megawati 6,44 persen, Prananda Prabowo 5,93 persen, dan Puan Maharani 5,74 persen. (Riz/Yus)
Advertisement