Liputan6.com, Washington DC - 69 Hari setelah Ronald Reagan dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat, ia menjadi sasaran pembunuhan oleh seseorang bernama John Warnock Hinckley. Namun upaya tersebut tak berjalan mulus.
Hinckley gagal membunuh Presiden AS ke-40 itu. Sebab luka tembak yang dialami Reagan tak fatal, dokter juga berhasil mengeluarkan peluru yang bersarang di dadanya dengan cepat.
Advertisement
Insiden mendebarkan yang terjadi pada tanggal 30 Maret 1981 bermula saat Reagan meninggalkan Hotel Hilton Washington, DC, bersama Sekretaris Pers Gedung Putih James Scott Brady, agen secret service Timothy McCarthy, dan perwira polisi District of Columbia Thomas Delahaney.
Tiba-tiba saja, rombongan tersebut ditembaki. Dor, dor, dor...
Reagan yang sudah tertembak kemudian dibawa oleh secret service dengan mobil limusin kepresidenan ke George Washington University Hospital. Di sana ia menjalani operasi pembedahan untuk mengeluarkan selongsong peluru yang bersarang di bagian dada kiri.
"Sayang, aku lupa membungkuk," ucap Reagan terhadap istrinya, Nancy Reagan, sambil bercanda sebelum operasi dilakukan.
Kalimat itu ia kutip dari petinju Jack Dempsey pada tahun 1926, yang kalah dalam kejuaraan tinju kelas berat melawan Gene Tunney.
Selain Reagan, serangan itu melukai Sekretaris Pers James Brady cukup parah. Ia menderita kerusakan otak permanen. Sementara Secret Service Timothy McCarthy dan polisi Thomas Delahaney pulih dari luka tembaknya.
Si penembak, John Hinckley divonis tak bersalah. Meski ia telah diamankan oleh kepolisian AS.
Pada tanggal 21 Juni, Hinckly dinyatakan sakit jiwa, dan bebas dari tuduhan upaya pembunuhan Ronald Reagen. Ia pun dirawat di rumah sakit jiwa St. Elizabeth's Hospital, Washington DC
Putusan tidak bersalah dengan alasan sakit jiwa itu sempat menuai banyak kritik dari publik. Mereka tak menyangka calon pembunuh presiden bisa bebas dari hukuman.
Ronald Reagan adalah presiden ke-40 AS (1980-1989) dan Gubernur California ke-33 (1967-1975). Sebelum terjun ke dunia politik, ia adalah seorang aktor.
Reagen yang tutup usia pada 5 Juni 2004 di usia 93 tahun akibat penyakit Alzheimer, merupakan presiden AS tertua. Saat terpilih usianya ketika itu 69 tahun.
Peristiwa mendebarkan lain yang terjadi saat Ronal Reagan ditembak adalah meledaknya bom di depan kedutaan besar Amerika Serikat di Saigon, Vietnam. Ledakan pada 30 Maret 1965 itu, menyebabkan 22 orang tewas. 19 Diantaranya warga Vietnam, 2 dari AS dan 1 orang Filipina. Sementara 183 lainnya luka-luka.
Sedangkan pada 30 Maret 1853, salah satu pelukis terbesar Eropa, Vincent van Gogh lahir. (Tnt)