Jepang & Tiongkok Berebut Proyek Kereta Super Cepat RI

Proyek kereta super cepat membutuhkan studi lebih lanjut. Studi ini akan digarap dengan bantuan pemerintah Tiongkok.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 30 Mar 2015, 10:44 WIB
Negara-negara ini telah mengalahkan Indonesia dalam hal teknologi kereta api cepat. Apa saja?

Liputan6.com, Jakarta- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menandatangani 8 nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan Presiden Tiongkok Ci Jinping, salah satu yang disepakati pembangunan kereta super cepat Jakarta-Bandung.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil mengungkapkan, proyek kereta super cepat (high speed railways/HSR) membutuhkan studi lebih lanjut. Studi ini akan digarap dengan bantuan pemerintah Tiongkok.

"Butuh studi lebih lanjut terhadap implementasi kereta super cepat Jakarta-Bandung, karena MoU sudah ditandatangani," ungkap dia kepada wartawan di kantornya, Jakarta, Senin (30/3/2015).

Presiden Jokowi, tambah Sofyan, akan memutuskan pembangunan proyek kereta super cepat Jakarta-Bandung pada tahun ini. Sebelumnya pemerintah Jepang telah menggarap studi proyek tersebut di era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.

"Komitmennya tahun ini, tapi nanti kita akan lihat studi mana yang lebih cepat, lebih mudah dan yang kita butuhkan bagi Republik ini. Apakah teknologinya pakai punya Tiongkok atau Jepang," terangnya.

Sofyan mengaku, pemerintah belum menghitung nilai investasi yang dibutuhkan untuk proyek tersebut. Namun diharapkan studi bisa selesai dalam waktu secepatnya dan dalam waktu depan diputuskan siapa yang akan membangun kereta super cepat Jakarta-Bandung.  (Fik/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya