Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil menjelaskan, penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) setiap enam bulan sekali akan menambah berat beban masyarakat jika dibanding dengan penyesuaian harga BBM dua kali dalam satu bulan. Selain itu, rugi yang dibukukan PT Pertamina (Persero) juga akan semakin banyak jika penyesuaian harga dilakukan dalam enam bulan sekali.
"Berbahaya kalau evaluasi harga BBM enam bulan sekali. Bahayanya kalau harga turun masyarakat terlalu banyak membayar selisihnya. Lalu kalau harga naik lama sekali, siapa yang akan menanggung? Ini kan sudah tidak ada subsidi," jelas Sofyan di kantornya, Jakarta, Senin (30/3/2015).
Dia mencontohkan, harga BBM saat ini adalah Rp 7.400 per liter. Jika suatu saat harga naik dan pemerintah mengevaluasi setiap setengah tahun sekali, maka harga jual BBM yang akan ditanggung masyarakat akan mengalami kenaikan cukup besar dibanding evaluasi per dua minggu.
"Kalau dievaluasi per dua minggu sekali, paling naiknya cuma Rp 100 per liter atau Rp 200 per liter. Tapi kalau 6 bulan sekali, bisa jadi besar kenaikannya," tegasnya.
Sofyan mengaku, kali ini pemerintah tidak melepas seluruhnya harga BBM di harga keekonomian. Pasalnya, pemerintah akan kembali mengevaluasi harga BBM pada pertengahan April 2015 dengan tetap mempertimbangkan pendapatan PT Pertamina supaya tidak merugi.
"Kalau harga stabil tidak perlu adjustment. Jika harga naik dan turun, harus disesuaikan, sehingga masyarakat bisa membayar pada harga keekonomian," ujar dia.
Sebelumnya, Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada (UGM) Anthonius Tony Prasetiantono mengusulkan agar perubahan harga BBM dilakukan setiap 6 bulan sekali.
Menurut Tony, saat ini pasar selalu gonjang-ganjing karena kebijakan perubahan BBM itu. Sementara saat harga BBM turun, para pengusaha tak menurunkan harga barang yang sudah telanjur naik. "Saya usul enam bulan sekali. Kalau tiga bulan, terlalu cepat. Satu tahun terlalu lama," ucapnya. (Fik/Gdn)
Harga BBM Diusulkan Berubah 6 Bulan Sekali, Ini Kata Menko Sofyan
Beban yang harus ditanggu oleh masyarakat jika penyesuaian harga BBM dilakukan enam bulan sekali akan bertambah berat.
diperbarui 30 Mar 2015, 14:36 WIBMenko Perekonomian Sofyan Djalil memberi keterangan pers usai menghadiri rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (16/3/2015). Pemerintah mengumumkan paket kebijakan ekonomi untuk memperkuat nilai tukar rupiah. (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Insiden Handball Kiper Manchester United Jadi Kontroversi, Kapten Bodo/Glimt Bocorkan Perbincangan Wasit
Cara Membuat Asinan Rambutan yang Segar dan Lezat
KPU RI Sebut Partisipasi Pemilih di Pilkada 2024 Tak Sampai 70 Persen
80 Petugas Pencatatan Stok Karbon Mangrove Jalani Pelatihan di Yogyakarta
Komite Wasit PSSI Komentari Performa Wasit di Liga 1 dan 2: Sebut Sudah Ada Peningkatan
Link Nonton Wolf Warrior (2015) di Vidio, Film Aksi Mandarin yang Dibintangi Sutradara Wu Jing
Mengenal Raja Hujan Meteor Geminid dan Tempat Asalnya
350 Meme Quote Lucu dan Inspiratif untuk Berbagai Situasi
Produser Ungkap Alasan Bikin Film 2nd Miracle In Cell No. 7, Begini Reaksi Sineas Korea Lee Hwan Kyung
Prospek Kerja Lulusan Matematika Murni: Peluang Karier yang Menjanjikan
Bom yang Dijatuhkan Israel di Gaza Lebih Banyak Dibandingkan Bom AS di Tokyo selama PD II
Sejumlah Tim Sukses Dharma Pongrekun Sambangi Kediaman Pramono Anung, Akui Kemenangan?