Mau Irit BBM? Jangan Pakai Aditif

Pemilik kendaraan menyiasatinya dengan menambahkan octane booster.

oleh Yongki Sanjaya diperbarui 31 Mar 2015, 05:00 WIB
Foto: Liputan6.com

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah kini tak lagi memberi subsidi untuk BBM beroktan 88 atau yang kita kenal sebagai Premium. Akibatnya, harga Premium kini fluktuatif dan perlahan merangkak naik.

Sayangnya, beberapa di antara pemilik kendaraan malah menyiasatinya dengan menambahkan zat aditif yang berfungsi meningkatkan oktan atau octane booster.

Rupanya, penggunaan aditif penambah oktan seperti ini sangat tidak disarankan oleh pihak APM baik roda empat maupun roda dua.

Pada kendaraan roda empat, penggunaan zat aditif pada mobil dalam jangka panjang dapat mempengaruhi kinerja oxygen sensor dan catalytic converter. Sementara itu pada sepeda motor, zat aditif tersebut lambat laun akan merusak sistem pembakaran sehingga sepeda motor pada akhirnya tidak mampu bekerja optimal dan menyebabkan emisi gas buang pada sepeda motor tinggi.

"Penggunaan aditif secara terus menerus berdampak pada kinerja komponen yang tidak optimal dan menyebabkan komponen menjadi rusak," papar Budi Nur Mukmin, General Manager Marketing Strategy, Communications and Product Planning PT Nissan Motor Indonesia (NMI), yang ditulis Senin (30/3/2015).

Lebih lanjut, Budi mengungkapkan jika pihak NMI tidak menggaransi kerusakan komponen yang disebabkan oleh penggunaan aditif untuk meningkatkan oktan. Kerusakan komponen yang dicover oleh garansi adalah kerusakan yang berasal dari pemakaian wajar sehari-hari saja.


Sepeda Motor

Sepeda Motor

Sama halnya seperti pada mobil, penggunaan aditif octane booster di kendaraan roda dua membuat kinerja mesin pada jangka panjang menyebabkan kerusakan mesin. Dijelaskan Wedijanto Widarso, General Manager Technical Service Division PT Astra Honda Motor, bahan bakar yang dijual resmi di Indonesia, termasuk Premium, sudah memenuhi dan sesuai dengan spesifikasi dari jenis sepeda motor yang yang digunakan konsumen Indonesia.

"Zat aditif yang berjenis octane enhancer non-oxygenate turut membahayakan kualitas udara karena zat tersebut merupakan campuran unsur timbal, besi, dan mangan," jelas Wedijanto.

Sepeda motor dianjurkan untuk melakukan perawatan secara berkala agar performa sepeda motor terus maksimal. Selain itu, penggunaan bbm juga tetap efisien dan hemat.

(rio/gst)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya