Liputan6.com, Poso - Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengancam akan menembak mati kelompok sipil bersenjata pimpinan Santoso di Poso jika tidak menyerahkan diri. Ancaman itu dilontarkannya saat tiba di Bandar Udara Mutira Sis Aljufri di Palu, Sulawesi Tengah, siang tadi.
"Nanti kalau dalam latihan ketemu Santoso, terus mereka tidak mau menyerah, mereka bersenjata, dan mereka membahayakan. Ya pasti akan ditembak, tapi kalau mereka mau menyerah lebih bagus lagi dan langsung kita tahan," kata Moeldoko, Senin (30/3/2015).
Kedatangan panglima bersama rombongan TNI lainnya dalam rangka membuka latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI yang akan diselengarakan di Poso, pada Selasa (31/3/2015) sampai dengan Jumat (3/4/2015) mendatang.
Menurut Moeldoko, Poso dipilih sebagai pusat latihan PPRC TNI, karena wilayah itu dianggap sebagai sebuah titik yang perlu mendapatkan perhatian khusus dari pihak keamanan khususnya TNI lantaran ada kelompok bersenjata yang tidak boleh dibiarkan.
"Nanti kalau dibiarkan, lama-lama kelompok itu merasa nyaman di sana dan bisa berkembang besar di sana. Makanya latihan kita pusatkan di Poso. Nanti kita lihat situasi, kalau selesai latihan kelompok tersebut perlu untuk dikejar, ya pasti kita kejar," papar Moeldoko.
Ditanya terkait berkembang pesatnya ISIS di Indonesia, Moeldoko menegaskan bahwa tidak ada tempat untuk berkembangnya ISIS di Indonesia, khususnya di Poso.
"Di Poso kita istilahkan sebagai kelompok radikal. Tetapi suatu saat nanti bisa saja orang-orang yang pulang dari Turki, Irak, dan Suriah ke Poso untuk bergabung bersama kelompok tersebut. Makanya itu yang perlu kita antisipasi," ujar dia.
Latihan PPRC merupakan agenda tahunan TNI ini melibatkan seluruh kesatuan mulai dari Angkatan Darat, Angkatan Udara, dan Angkatan Laut dengan melibatkan sebanyak 3.222 personel TNI.
Kata Moeldoko, secara tradisi, PPRC itu digunakan untuk latihan yang bersifat penggunaan. "Dan latihan itu, nantinya bukan untuk latihan yang bersifat pemindahan oleh personel TNI," kata Moeldoko kepada sejumlah wartawan saat dimintai keterangan di Bandar Udara Mutiara Sis Aljufri.
Menurut dia, latihan tersebut lebih diproyeksikan kepada potensi daerah yang penuh ancaman dan proyeksi kepada potensi ancaman daerah kedepan. "Sehingga jika TNI harus melakukan operasi di daerah yang ditempati sebagai pusat latihan, maka TNI sudah bisa memiliki gambaran tentang cuaca dan medan di daerah tersebut," tandas Moeldoko. (Riz)
Panglima TNI Ancam Tembak Mati Kelompok Bersenjata Santoso
Ancaman itu dilontarkannya saat hendak membuka latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI.
diperbarui 30 Mar 2015, 19:59 WIBPanglima TNI Jenderal Moeldoko (Liputan6.com/M Taufan SP Bustani)
Advertisement
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Joe Biden Ragu Pemilu AS 2024 Bisa Berlangsung Damai
Jawab Isu Kesetaraan Gender, Pramono Anung Bakal Pangkas Syarat Kerja Perempuan di Jakarta
Dharma Pongrekun: Pandemi Adalah Agenda Terselubung dari Asing
Suswono: Gen Z Jangan Khawatir, Kami Akan Ciptakan Banyak Lapangan Kerja
Comeback Gemilang, Pelita Jaya Juara IBL All Indonesian Cup 2024
Camat di Lampung "Ngumpet" di Kolong Meja, Kepergok Warga Simpan Baliho Cabup
Rano Karno dalam Debat Perdana Pilkada: Mari Wujudkan Jakarta Kota Global
Keberadaan Gerak Cepat Panggilan Darurat 112 Sudah Dirasakan Masyarakat, Ini Buktinya
Pramono Bidik Jakarta Masuk 50 Besar Kota Global dalam 5 Tahun
City Camp 2024 Petjah, BtoB hingga Ateez Janji Akan Datang Lagi ke Indonesia
Era Kejayaan Gaji Pekerja Startup di Indonesia Habis, Apa Sebabnya?
Jangan Salah Langkah, Begini Cara Menerapkan 'Self Love' yang Benar untuk Membangun Kesehatan Mental