Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan, pemerintah tidak akan mengimpor beras pada tahun ini. Menurutnya, stok beras dalam negeri memang telah menipis, namun karena saat ini telah memasuki musim panen maka stok tersebut akan kembali normal.
"Kan bulan ini petani-petani sudah panen, jadi memang secara terus menerus akan terjadi supply lebih baik meskipun konsumsi jalan terus. Jadi beras itu kan konsumsinya terus, tapi produksinya yang turun naik. Pada waktunya nanti kalau panen raya ya pasti supply padi," kata Jusuf Kalla, di Kantor Wapres, Jakarta, Selasa (31/3/2015).
Ia juga menuturkan setelah dilakukan uji coba konsumsi, kebutuhan beras di Indonesia hanya sekitar 27 juta ton hingga 28 juta ton beras per tahun. Sampai saat ini, produksi dalam negeri masih memenuhi kebutuhan konsumsi tersebut.
"Selama supply-nya cukup ya sebenarnya setelah kami uji coba konsumsi nasional hanya kira-kira 27 juta ton sampai 28 juta ton beras. jadi mungkin produksi itu sekitar 45 juta ton hingga 46 juta ton padi, bukan 70 juta ton per tahun," terangnya.
Stok beras di gudang Perum Bulog Sub Divisi Regional Wilayah V Kedu, Jawa Tengah, mulai menipis. Cadangan beras itu hanya sekitar 14.000 ton. Stok ini hanya cukup untuk kebutuhan penyaluran beras bagi keluarga miskin sekitar tiga bulan mendatang.
Di gudang Bulog di Kabupaten Kebumen dan Wonosobo, Jawa Tengah, stok beras untuk rakyat miskin (raskin) yang tersedia bahkan hanya cukup untuk kebutuhan penyaluran selama sebulan. Padahal, pada minggu ini raskin akan disalurkan di sejumlah daerah.
Di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah dan Kabupaten Madiun, Jawa Timur, raskin disalurkan masih dengan pola lama. Setiap keluarga miskin menerima beras 15 kilogram dengan tebusan Rp 1.600 per kilogram.
Hingga Maret ini, raskin untuk tahun 2015 sudah disalurkan tiga kali. Sebaliknya, Perum Bulog Divisi Regional Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat masih terus mendistribusikan raskin, sekaligus untuk menekan harga beras di pasaran.
Bulog juga menyerap hasil panen raya gabah yang berasal dari Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, serta Kabupaten Wajo, Pinrang, Parepare, Sidrap, Bone, dan Sinjai di Sulawesi Selatan. (Silvanus Alvin/Gdn)
Meski Stok Menipis, Pemerintah Tak Impor Beras
Setelah dilakukan uji coba konsumsi, kebutuhan beras di Indonesia hanya sekitar 27 juta ton hingga 28 juta ton beras per tahun.
diperbarui 31 Mar 2015, 19:01 WIBPekerja melakukan aktifitas pengangkutan beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Selasa (24/2/2015). Harga beras sejak 9 Februari 2015 melonjak hingga 30 persen, hal ini disebabkan belum meratanya panen di daerah produsen. (Liputan6.com/Johan Tallo)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Siapkan Tokenisasi Emas, Pegadaian Koordinasi dengan OJK
Tutup Kampanye Pilkada Banten, Airin-Ade Gelar Istigasah dan Doa Bersama
Alasan Produk Susu hingga Daging Diletakkan di Bagian Paling Belakang Supermarket
Hapus Subsidi BBM, Jakarta Diusulkan Jadi Tempat Percontohan
RIDO dan Tantangan Jakarta, Menjawab Kritik atas Program Inovatif
Cawagub Suswono: Ridwan Kamil Berpengalaman, Insyallah Akan Cepat Memajukan Jakarta
Pemprov Jabar Pecahkan Rekor MURI Pemakaian Sarung Tenun Terbanyak di Indonesia
Bagaimana jika Terlanjur Terima Amplop dari Calon Bupati? Ini Solusi Tegas Buya Yahya
Gunung Dempo di Sumatra Selatan Erupsi, Dilarang Mendekat Radius 1 KM dari Kawah
Video Fans Project FM Kim Seon Ho Berujung Donasi Rp25 Juta untuk Anak-Anak di Rumah Singgah
Industri Katup Lokal Keluhkan Inkonsistensi Penerapan Kebijakan Perdagangan Nasional
Janji 100 Hari Masalah Jakarta Beres, Tonton Video Kampanye Akbar Pramono-Rano di Stadion Madya GBK