Liputan6.com, Abuja - Nigeria akan memiliki pemimpin baru, setelah pemilu pada 28 Maret 2015 rampung. Mantan penguasa militer Muhammadu Buhari menjadi kandidat oposisi pertama yang memenangkan pemilihan presiden Nigeria.
Penghitungan suara tidak resmi menempatkan Buhari unggul lebih dari dua juta suara dibandingkan Jonathan. Meski belum dinyatakan secara resmi, Presiden Nigeria saat ini, Goodluck Jonathan menelepon Jenderal Buhari pada Selasa 31 Maret 2015 malam, untuk mengucapkan selamat dan mengaku kalah.
Ia juga mendesak orang-orang yang mungkin merasa kecewa untuk mengikuti proses hukum guna menyampaikan keberatannya.
"Saya menjanjikan pemilu yang bebas dan adil bagi negara ini. Saya telah menepati janji saya," kata Jonathan dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari BBC, Rabu (1/4/2015).
Advertisement
Para pengamat umumnya memuji pemilu Nigeria tersebut, meskipun terdapat dugaan kecurangan. Sementara itu, pendukung Buhari turun ke jalan di wilayah APC, termasuk di kota Kano dan Kaduna. Warga pun menyanyi dan menari untuk merayakan hasil pemilu tersebut.
"Dia akan tetap menjadi pahlawan untuk langkah yang telah dia ambil di negeri ini. Ketegangan akan turun drastis," ucap juru bicara untuk partai Buhari, Kongres Progresif (APC), memuji pemimpin sebelumnya, Goodluck Jonathan.
Dilansir dari VOA News, Kemenangan Buhari mengakhiri kekuasaan Partai Rakyat Demokratik (PDP) selama 16 tahun dan merupakan pertama kalinya pergantian pemerintahan di Nigeria dilakukan lewat pemungutan suara.
Buhari, yang berusia 72 tahun, pernah memimpin militer Nigeria selama 20 bulan. Namun ia dikudeta pada Desember 1983. Ia lalu mencalonkan diri sebagai presiden setelah pulihnya demokrasi di Nigeria tahun 1999.
Ini adalah keempat kalinya ia ikut dalam pemilu presiden.
Kemenangannya kali ini dibantu oleh meluasnya ketidakpuasan rakyat atas pemerintahan Jonathan, yang dianggap gagal menumpas pemberontakan militan Islam Boko Haram. (Tnt/Ein)