Curi Mobil, Remaja Kelainan Jantung Tewas Saat Dikejar Polisi

Dua tahun lalu, dokter sempat menolak permintaan transplantasi jantung untuk Anthony Stokes, remaja pinggiran Kota Atlanta, AS.

oleh Anri Syaiful diperbarui 02 Apr 2015, 07:04 WIB
Anthony Stokes saat dirawat di sebuah rumah sakit di Atlanta, Amerika Serikat. (www.nbcnews.com)

Liputan6.com, Atlanta - Nasib tragis menimpa Anthony Stokes. Remaja pinggiran Kota Atlanta, Amerika Serikat yang sempat menyedot perhatian khalayak 2 tahun lalu setelah dokter menolak permintaan untuk transplantasi jantung, tewas saat mobil curian yang dikendarainya dikejar polisi dalam kecepatan tinggi.

"Stokes pada Selasa (31 Maret 2015) sore mengalami kecelakaan saat melarikan mobil curian yang diburu oleh polisi di Roswell, Georgia," ucap juru bicara Kepolisian Atlanta Lisa Holland kepada NBC News, yang dikutip Liputan6.com, Kamis (2/4/2015).

Petugas pemadam kebakaran sempat mengeluarkan remaja berusia 17 tahun itu dari mobil. Namun Stokes akhirnya mengembuskan napas terakhir di rumah sakit.

Sebelum kecelakaan, imbuh Holland, Stokes diduga hendak merampok rumah seorang wanita tua. Perempuan berusia 81 tahun melaporkan bahwa seseorang telah memasuki rumahnya memakai topeng dan melesakkan tembakan ke arahnya.

Menurut sejumlah tetangga, penyusup itu kemudian kabur dengan mobil hitam untuk menghindari kejaran polisi. Polisi pun langsung memburu Stokes yang melarikan mobil curian tersebut. Namun setelah beberapa kilometer, mobil yang dikendarai Stokes kehilangan kontrol, sehingga menabrak pejalan kaki.

Transplantasi Jantung Ditolak

Pada Agustus 2013, Anthony Stokes hendak menerima transplantasi jantung. Saat itu Stokes divonis dokter hanya punya waktu 6 bulan untuk bertahan hidup karena mengalami pembesaran jantung. Satu-satunya jalan untuk membuat dirinya tetap bisa bernapas adalah dengan transplantasi jantung.

Namun dokter justru menolaknya. Padahal, remaja Afrika-Amerika itu sudah dirawat di Children's Healthcare Atlanta sejak 14 Juli 2013. Dokter menolaknya dengan alasan tidak menemukan bukti bahwa Anthony akan patuh terhadap pengobatan. Bila tetap dijalankan, hal itu dianggap bertentangan dengan hukum.

"Mereka (dokter) mengatakan bahwa mereka tidak memiliki bukti bahwa Anthony akan meminum obatnya atau ia akan mematuhi pengobatan tindak lanjut. Anthony telah diberi label 'non-compliant'," tutur Melencia Hamilton, ibu Anthony seperti dilansir Huffington Post, Jumat 16 Agustus 2013. (Ans)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya