Liputan6.com, Jakarta - Sebagian orang mungkin bakal 'menunjuk' bunker di Reichskanzlei, kantor Kanselir Jerman, saat membicarakan lokasi terakhir diktator sekaligus pemimpin Nazi, Adolf Hitler.
Sejarah mencatat, pria berkumis kotak itu bunuh diri dengan menembak kepalanya di bunker itu pada 30 April 1945. Sementara sang istri, Eva Braun memilih jalan lain untuk mati: menggigit kapsul sianida.
Namun tak sedikit yang percaya, Hitler berhasil melarikan diri. Pasca-perang intelijen AS dan Inggris mengaku menerima laporan yang tak terhitung soal dugaan pelarian Sang Fuhrer. Ada pula yang yakin jika dia menyembunyikan dirinya di Argentina.
Dan kini, dia disebutkan menghabiskan masa-masa terakhir hidupnya di Indonesia. Walikota Surabaya Tri Rismaharini mengaku mendapatkan informasi jika Hitler dimakamkan di kotanya. Tepatnya di Pemakaman Ngagel, Surabaya, Jawa Timur.
Advertisement
Berikut deretan dugaan lokasi tewasnya Hitler yang Liputan6.com rangkum, Kamis (2/4/2015):
Selanjutnya: Bunker Jerman...
Bunker Jerman
Bunker Jerman
Hitler dan Eva disebutkan menghabiskan sisa-sisa hidupnya di bunker yang dinamakan Fuhrerbunker itu sekitar 2 pekan setelah jatuhnya Berlin. Tempat rahasia itu juga menjadi saksi sejarah Hitler melalui masa penting dalam hidupnya.
Ahli sejarah menduga, Hitler dan Eva menikah di tempat tersebut. Di tempat itu pula, Hitler disebut mengatur komando pasukannya sebelum dan sesudah jatuhnya Berlin.
Dan di sana pula keduanya meregang nyawa. Hitler yang harus menghadapi kekalahannya disebutkan bunuh diri dengan menembak kepalanya. Sementara sang istri meminum kapsul sianida.
Disebutkan, jasad keduanya lalu dibawa ke atas, melalui tangga pintu darurat ke taman, disiram bensin dan dibakar oleh Tentara Merah Uni Soviet.
Fotografer William Vandivert disebut sebagai orang pertama yang berhasil mengabadikan isi dari bunker tersebut. Dalam foto-foto yang William muat di Majalah Life, seperti dikutip dari Dailymail, 5 Maret 2014, terlihat puing-puing, dokumen, dan furnitur yang menjadi sisa-sisa peninggalan Hitler. Peralatan rumah tangga terlihat berlumuran darah.
Selanjutnya: Lari ke Argentina...
Advertisement
Lari ke Argentina
Lari ke Argentina
Meski terdapat lumuran darah pada perabotan di Fuhrerbunker, ada dugaan bahwa Hitler tak bunuh diri di bunker tersebut. Melainkan melarikan diri ke Argentina.
Pembuat film dokumenter Revealed: Hitler in Argentina, Noam Shalev mengatakan, dirinya mendapat informasi baru yang mungkin bisa menguak kebenaran tentang kapan dan di mana Hitler tewas. Sumbernya diakui dari arsip rahasia Argentina.
Noam menceritakan, sejumlah orang yang tinggal di Argentina di masa sekitar Perang Dunia II, punya informasi berbeda. Kala itu, sejumlah saksi mata mengklaim melihat Hitler, berbicara dengannya, atau mendengar tentang dia di wilayah mereka setelah 1945, tahun yang dianggap tahun kematian Sang Fuhrer.
Laporan dari arsip juga menunjukkan bahwa pejabat Argentina saat itu tahu bahwa Hitler berada di dekat perbatasan mereka.
FBI, yang memiliki pos di Argentina dan Washington DC pada saat itu, menuliskan laporan tentang dugaan penampakan dan keberadaan Hitler di Argentina dari tahun 1945 sampai 1949.
Namun dalam buku Grey Wolf: The Escape Of Adolf Hitler karya penulis Inggris Gerrard Williams dan Simon Dunstan diceritakan, Hitler berhasil melarikan diri dengan Eva hingga di Argentina. Di negara latin itulah mereka membesarkan kedua anak perempuannya.
Akhirnya, setelah 17 tahun bersembunyi, Hitler dikabarkan meninggal pada 13 Februari 1962, di usia 1962. Meski terdengar sebagai fantasi, banyak yang mempercayainya.
Lagi-lagi tak ada fakta yang benar-benar bisa membuktikan dugaan-dugaan ini.
Selanjutnya: Spanyol Hingga Pegunungan Alpen...
Spanyol Hingga Pegunungan Alpen
Spanyol Hingga Pegunungan Alpen
Tak cuma dari arsip rahasia negara. Informasi soal pelarian Hitler bahkan muncul lewat mimpi. Kedutaan Inggris di Kopenhagen pernah memberitahu Departemen Luar Negeri bahwa seorang wanita Denmark melapor bahwa temannya bermimpi Hitler menyamar sebagai biarawan di Spanyol.
Lalu pada September 1945 bahkan muncul klaim, Hitler dan sekretaris pribadinya, Martin Bormann, naik kapal pesiar mewah di Hamburg dan berlayar ke pulau rahasia di lepas pantai Schleswig - Holstein .
Dan pada Desember 1945, AS mendapat 'informasi terpercaya' bahwa Hitler naik kapal selam ke Kepulauan Majorca, tempat ia tinggal di hotel dengan sekelompok ilmuwan nuklir.
Ada pula klaim jika sang Fuhrer hidup sebagai seorang pertapa di sebuah gua di Italia, atau menjadi gembala di pegunungan Alpen, Swiss.
Selanjutnya: Surabaya...
Advertisement
Surabaya
Surabaya
Walikota Surabaya, Tri Rismaharini mengaku mendapatkan informasi dari Cak Nun, nama akrab Emha Ainun Nadjib tentang keberadaan makam yang di dalamnya diduga Hitler terbaring.
"Dia ngasih tahu, apa ada dokter asal Jerman yang meninggal dan dimakamkan di Ngagel. Kalau betul, itu (mungkin) Hitler. Dia hanya mengganti namanya saja," kata Risma pada 1 April 2015 lalu.
Namun Risma tak berani membenarkan bahwa itu adalah makam Hitler. Meski telah memastikan memang ada makam dokter Jerman di sana.
Yang dimaksud Risma adalah Dokter Poch. Poch dulu dikabarkan pernah bekerja di Rumah Sakit Karang Menjangan -- yang saat ini dikenal sebagai Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Sutomo.
Kabar bahwa Adolf Hitler meninggal di Indonesia telah lama terdengar. Pada 1983, harian Pikiran Rakyat memuat artikel yang ditulis Sosrohusodo. Dokter tersebut pernah bertugas di kapal yang dijadikan rumah sakit bernama 'Hope' di Sumbawa Besar.
Dalam artikel itu, Sosrohusodo menceritakan pengalamannya bertemu dokter tua asal Jerman bernama Poch di Pulau Sumbawa Besar pada 1960. Poch adalah pimpinan sebuah rumah sakit terbesar di pulau tersebut.
Dia mengatakan, dokter tua asal Jerman yang dia temui dan ajak bicara tak lain adalah Hitler di masa tuanya.
Sosrohusodo juga mengaku memperoleh informasi, dr Poch meninggal di Surabaya pada 15 Januari 1970 pukul 19.30 di RS Karang Menjangan, Surabaya, karena serangan jantung. Usianya saat itu 81 tahun. Sehari kemudian dia dimakamkan di daerah Ngagel. Namun klaim yang diajukan Sosrohusodo pun tak pelak memicu polemik. (Ndy/Ans)