Kesepakatan Nuklir Iran Tekan Harga Minyak

Iran, Amerika, Serikat, dan Jerman telah membuat kesepakatan baru lewat proses perundingan yang alot mengenai program nuklir di Iran.

oleh Arthur Gideon diperbarui 03 Apr 2015, 06:20 WIB
Ilustrasi Tambang Minyak 2 (Liputan6.com/M.Iqbal)

Liputan6.com, New York - Harga minyak kembali turun pada perdagangan Kamis (Jumat pagi waktu Jakarta) dipicu adanya kesepakatan baru mengenai program nuklir Iran. Negara tersebut setuju untuk membatasi pembangunan program nuklirnya.

Mengutip USA Today, Jumat (3/4/2015), harga patokan minyak mentah West Texas Intermediate turun 1,2 persen menjadi US$ 49,47 per barel. Sedangkan Harga minyak mentah Brent yang menjadi patokan harga dunia juga anjlok 3,4 persen menjadi US$ 55,18 per barel. Tak berbeda jauh, harga grosir bensin di AS turun 3,3 persen menjadi US$ 1,77 per galon di New York Mercantile Exchange.

Iran, Amerika, Serikat, dan Jerman telah membuat kesepakatan baru lewat proses perundingan yang alot mengenai program nuklir di Iran. Kesepakatan tersebut memang baru kesepakatan awal dan kemudian akan ditindaklanjuti dengan menyusun kesepakatan yang lebih lengkap pada 30 Juni mendatang.

Belum jelas memang bagaimana bentuk kesepakatan tersebut. Namun inti dari adanya perundingan tersebut adalah negara-negara yang disebut P5+1 atau lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan Jerman, dengan Iran berunding untuk menjamin agar pemerintah Teheran tidak mengembangkan senjata nuklir.

Menurut Analis Senior Oil Price Information Service, Tom Kloza, dengan adanya kesepakatan tersebut membuat harga minyak tertekan. pasalnya, Iran merupakan negara penghasil minyak yang cukup besar. Semula ada kekhawatiran bahwa jika Iran terus ngotot untuk meneruskan program nuklir maka negara-negara barat akan mengembargo ketat produk minyak dari Iran.

Dengan adanya kesepakatan ini maka ada kemungkinan embargo tersebut tidak diteruskan sehingga Iran ikut membanjiri dunia dengan minyak produksinya di saat Amerika sendiri sudah banjir minyak. "Intinya, tahun ini adalah tahun dimana harga minyak akan terus murah," jelasnya.

Padahal sehari sebelumnya, harga minyak sempat melonjak. Harga minyak mentah di AS untuk pengiriman Mei ditutup pada level US$ 50,09 per barel di New York Mercantile Exchange. Level tersebut naik 5,2 persen pada hari tersebut. Kenaikan terbesar sejak 3 Februari lalu. Harga minyak Brent sebagai patokan global, naik US$ 1,99 atau 3,6 persen ke level US$ 57,10 per barel di ICE Futures Europe.

Penguatan harga minyak tersebut karena ada sentimen positif dari data yang dikeluarkan oleh Departemen Energi Amerika Serikat. Berdasarkan data tersebut, produksi minyak mentah di AS turun pada pekan lalu. Kejadian tersebut merupakan pertama kalinya di tahun ini. Produksi minyak mentah di AS turun sebesar 0,4 persen atau 36 ribu barel per hari. (Gdn)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya