Kelola Blok Mahakam, Pertamina Bakal Gandeng Total

Pertamina perlu menggandeng PT Total E&P Indonesie guna mencuri ilmu dalam menggarap Blok Mahakam.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 03 Apr 2015, 10:27 WIB
Ilustrasi Perusahaan Minyak dan Gas Pertamina

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) tidak akan mengelola Blok Mahakam, Kalimantan Timur, sendirian. Kemungkinan besar Pertamina akan menggandeng pengelola lama blok tersebut.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto menjelaskan, perseroan bakal mengambil alih Blok Mahakam dari PT Total E&P Indonesie dan Inpex Corporation yang akan habis masa kontraknya pada 2017. Namun, mereka tidak akan mengelola blok yang berada di Kalimantan Timur itu sendirian.

Dalam memilih Partner, Dwi mengindikasikan untuk bakal menggandeng Total mengingat perusahaan tersebut yang sudah memiliki pengalaman tentang blok tersebut.

"Tentu saja kami akan melihat siapa yang bisa diajak kerja sama tentu tidak mungkin cari orang yang tidak tahu sama sekali mungkin lebih baik yang tahu (Total) tapi bagaimana hasilnya akan kita lihat," kata Dwi seperti ditulis Jumat (3/4/2015).

Data SKK Migas semester I 2014 menyebutkan realisasi produksi minyak nasional 796,5 MBOPD dan gas 6,897 MMSCFD, (28/7/2014). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)


Sebagai perusahaan migas terbesar di Indonesia, Dwi menjelaskan dalam proses pengalihan kontrak tersebut ada risiko penurunan produksi. Namun hal itu tidak akan signifikan‎.

Dalam satu minggu ke depan, Pertamina masih mempersiapkan proposal untuk diajukan ke Pemerintah mengenai pengelolaannya. Artinya, keputusan apakah langkah menggandeng Total atau dimandatkan untuk mengelola sendiri berada di tangan pemerintah sebagai pemegang saham Pertamina.

"Jadi Pertamina sekarang harus melakukan analisa dengan baik sehingga transisi berjalan semulus mungkin,‎" tegas dia.

Sebelumnya, Anggota Komisi VII DPR RI Dewi Yasin Limpo mengatakan, Pertamina perlu menggandeng perusahaan minyak asal Perancis tersebut guna mencuri ilmu dalam menggarap Blok Mahakam, agar produksinya tidak mengalami penurunan.

"Sebaiknya Pertamina bekerja sama dengan operator lama, karena yang diperlukan oleh Pertamina adalah kemampuan operator. Pertamina perlu mempelajari kultur perusahaan minyak modern," kata Dewi.

Menurut Dewi, seluruh lapisan wajib mendorong perusahaan nasional dalam mengelola proyek besar, namun hal tersebut harus diimbangi dengan kemampuan yang dimiliki. (Yas/Gdn)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya