XL Rombak Strategi Bisnis Perusahaan

Di bawah kepemimpinan Dian Siswarini, XL akan mengubah model bisnis dari acquisition based ke profitability focused.

oleh Denny Mahardy diperbarui 03 Apr 2015, 12:13 WIB
Di bawah kepemimpinan Dian Siswarini, XL akan mengubah model bisnis dari acquisition based ke profitability focused.

Liputan6.com, Jakarta - Pergantian pucuk pimpinan yang terjadi di dalam tubuh PT XL Axiata Tbk membuat strategi bisnis perusahaan ikut terpengaruh. Di bawah kepemimpinan Dian Siswarini, operator telekomunikasi ini mengaku akan mengubah strategi bisnis miliknya.

Dian memaparkan bakal mengubah strategi akuisisi yang mengedepankan faktor price leader seperti yang dilakukan di era Hasnul Suhaimi memimpin XL. Meski pada kenyatannya strategi tersebut diakui sukses mendongkrak jumlah pelanggannya hingga 5 kali lipat dan kenaikan EBITDA hingga tiga kali lipat.

"Tahun 2007 marketshare XL hanya 11% dan masih menjadi the small three. Kita berhasil meningkatkan jumlah pelanggan dan EBITDA dengan memainkan low price high volume," ungkap Dian Siswarini, Presiden Direktur dan CEO XL di Menara Prima, Jakarta.

Namun begitu, tren di industri telekomunikasi kini disadari telah banyak berubah yang pada akhirnya membuat strategi itu tak lagi relevan. Perubahan tren penggunaan layanan komunikasi dari suara dan SMS ke layanan data internet dinilai tak bisa disandingkan dengan strategi harga murah yang selama ini diterapkan perusahaan.

Perubahan bisnis model dari acquisition based ke profitability focused model diakui akan dilakukan Dian dalam masa kepemimpinannya. Model bisnis baru ini dinilai lebih cocok diterapkan karena kebutuhan pelanggan layanan telekomunikasi saat ini lebih beragam.

"Segmented approach jadi langkah yang harus kita ke depankan sekarang karena kebutuhan pelanggan berbeda-beda. Kondisinya gak sama dengan eranya voice dan sms dimana kebutuhan masing-masing pelanggan relatif sama," tambah Dian.

Dian menerangkan, penerapan model bisnis baru ini akan dijalankan dalam tiga tahapan. Pertama, mengoptimalkan core business dengan me-revamp portofolio produk beserta tarifnya, serta merealiansi jalur distribusi tradisional.

Kedua, memberlakukan dual brand XL dan Axis sebagai strategi utama guna meningkatkan value ladder. Di tahapan ini XL akan sekaligus melakukan transformasi jaringan distribusi dengan modern channels serta digitalisasi operasi bisnis.

Tahapan terakhir yang dilakukan XL ialah long term value creation melalui new business. Berbagai tahapan ini diharapkan mampu mendongkrak posisi XL di pasar telekomunikasi.

(den/dhi)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya