Liputan6.com, Tokyo - Bursa saham Asia menguat pada awal pekan perdagangan saham seiring dolar Amerika Serikat (AS) tertekan. Dolar AS merosot setelah laporan pekerjaan AS yang suram mendorong yield treasury AS.
Data tenaga kerja AS bertambah 126 ribu di bawah harapan pelaku pasar sekitar 245 ribu. Investor kembali berspekulasi terhadap kenaikan suku bunga The Federal Reserve.
Advertisement
Indeks saham MSCI Asia Pacific di luar Jepang naik 0,6 persen ke level tertinggi sejak September 2014. Akan tetapi, rata-rata indeks saham Jepang Nikkei merosot 1 persen seiring mata uang yen kembali bangkit. Indeks saham Jepang Nikkei melemah 0,4 persen. Indeks saham Korea Selatan Kospi mendatar. Sebagian besar bursa saham Asia lainnya pun masih libur.
"Perlambatan pertumbuhan lapangan kerja yang luas di seluruh sektor menunjukkan kekuatan ekonomi jalan di tempat karena pertumbuhan ekonomi global melemah dan dolar AS menguat," ujar Analis Rabobank.
Sementara itu, dolar melemah terhadap yen menjadi 118,89. Sedangkan euro naik sekitar 0,2 persen menjadi US$ 1,0988.
Di pasar komoditas, harga minyak Brent naik sekitar 1 persen menjadi US$ 55,50 per barel. Sedangkan harga minyak mentah berjangka AS tumbuh sekitar 1,6 persen menjadi US$ 49,14 per barel. Harga emas tumbuh sekitar 0,5 persen menjadi US$ 1.217,30 per ounce yang didukung oleh data tenaga kerja AS melemah. (Ahm/)