Liputan6.com, Jakarta - Kebijakan pemerintahan Joko Widodo untuk melepas harga bahan bakar minyak (BBM) pada mekanisme pasar atau harga keekonomian menimbulkan pro dan kontra dari masyarakat.
Fluktuasi harga BBM dalam kurun waktu dua kali dalam sebulan memicu kemarahan warga tanpa diiringi kesiapan pemerintah mengontrol harga kebutuhan di pasar. Informasi mengenai hal menjadi berita yang paling diburu pembaca.
Advertisement
Tak hanya itu, artikel soal pengakuan pemerintah soal banyaknya mafia di sektor minyak dan gas (migas) sampai mafia pangan sehingga memicu permainan harga di Tanah Air.
Lengkapnya, berikut lima artikel paling populer di kanal bisnis Liputan6.com edisi 6 April 2015:
1. YLKI Ungkap Kemarahan Rakyat Soal BBM
Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi mengungkapkan, masyarakat belum siap dengan naik turunnya harga BBM. Alasannya, pemerintah sangat tidak siap dengan dampak fluktuasi tersebut.
Masyarakat berang ketika harga BBM menurun, tarif angkutan umum dan harga kebutuhan pokok tidak ikut turun. Sementara saat harga jual BBM naik, seperti menjadi kesempatan bagi pedagang dan operator jasa angkutan untuk menaikkan tarif.
2. Begini Cara Tak Biasa Hemat Uang
Cara menjaga pengeluaran dengan sejumlah langkah biasa seperti berhemat, mengurangi traktir teman mungkin sudah biasa dilakukan.
Akan tetapi, apakah Anda pernah mencoba cara out of the box untuk menghemat anggaran?
3. Mafia Serbu RI Bikin Harga Bahan Pokok Mudah Dipermainkan
Pemerintah mengakui, Indonesia diserbu mafia di sektor migas sampai mafia pangan. Kondisi ini memicu adanya permainan harga di Tanah Air, terlebih saat situasi kenaikan harga BBM.
Kepala Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas, Andy Noorsaman Sommeng mengatakan, minyak selama ini merupakan penggerak ekonomi Indonesia. Akhirnya, setiap harga BBM naik, harga kebutuhan pokok termasuk ongkos transportasi ikut terkerek naik.
4. Jokowi Didesak Evaluasi Kinerja Para Menteri
Pengamat Ekonomi dari Universitas Padjajaran, Ina Primiana mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) segera mengevaluasi kinerja para menterinya selama enam bulan ini. Jika dari hasil evaluasi tidak sesuai target, maka Jokowi perlu melakukan reshuffle atau pergantian menteri.
Dia mengatakan, kebijakan yang dikeluarkan para menteri belum mendukung dunia usaha. Hal itu diperparah dengan ego sektoral yang masih mendominasi sehingga rencana maupun langkah kebijakan Kementerian tidak tegas.
5. Miliarder Ini Memulai Hari dengan Kegiatan Lima Menit
Setiap orang memiliki ritual berbeda-beda ketika menghadapi hari baru. Demikian juga pengusaha ini saat memulai hari di mana pun dirinya berada.
Miliarder John Paul DeJoria, pendiri produk rambut Paul Mitchell dan Patron Tequila ternyata menyukai bangun di pagi hari. Rutinitas itu pun dilakukannya di mana pun ia berada baik di rumah dan kamar hotel yang dikunjunginya. (Ndw)