Olga Muncul, Rating pun Meroket

Setidaknya ada 4 alasan mengapa Olga dikagumi. Meski, jujur, ia tak bertampang ganteng.

oleh Ade Irwansyah diperbarui 06 Apr 2015, 19:25 WIB
Ilustrasi Liputan Khusus Olga Syahputra

Liputan6.com, Jakarta - Namanya Arif. Usianya 20 tahun. Apa yang dilakukannya terbilang nekat sekaligus menimbulkan decak kagum. Begitu mendengar Olga Syahputra meninggal, ia langsung berangkat ke Jakarta dari kampungnya di Lampung.

Ia bertolak Jumat malam, 27 Maret dan tiba di Jakarta dini hari saat tanggal sudah berganti jadi Sabtu, 28 Maret. Tanpa membawa uang sepeserpun.

“Ketika tahu Olga meninggal, saya memutuskan datang ke Jakarta untuk melayat. Nggak ada uang sepeserpun, pergi ke sini nebeng-nebeng saja sama orang," ungkap Arif di kediaman orangtua Olga di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, Minggu, 29 Maret kepada Liputan6.com.

Ia bersyukur, kehadirannya disambut positif pihak keluarga Olga. "Mereka baik sama saya. Dikasih makan juga. Kalau tidur, saya tidur di musala, kan jaraknya dekat," ucapnya.

Arif bukti nyata kalau Olga punya penggemar fanatik. Dari mulai pemakaman hingga tahlilan tujuh harian penggemar selalu tumpah ruah.

Ribuan orang datang melayat ketika Olga dimakamkan. Pun demikian saat tahlilan tujuh harian, Jumat, 3 April lalu. Ratusan orang yang berasal dari berbagai lapisan umur sudah mendatangi kediaman keluarga Olga di Duren Sawit, Jakarta Timur sejak sore tadi. Sementara, tahlilan sendiri dimulai pukul 19.30 WIB.

Warga dan penggemar terlihat memadati acara tahlilan tujuh hari kematian Olga Syahputra di kawasan Duren Sawit, Jakarta, Jumat (3/4/2015). Komedian 32 tahun itu meninggal akibat sakit meningitis yang dideritanya. (Liputan6.com/Herman Zakharia)


Acara tahlilan bahkan berlangsung ricuh. Masyarakat berebut besek dan buku yasin bergambar Olga. Kepergian artis itu adalah sebuah fenomena. Tak banyak seleb yang kematiannya menjadi fenomena, ramai diberitakan media dan mengundang animo masyarakat.

Sebelum Olga, hanya wafatnya Ustad Jeffry Al Buchori yang begitu menarik perhatian khalayak di tahun 2013.   

Beginilah nuansa pengajian untuk Olga Syahputra (Foto: Muhammad Akrom Sukarya)


Pertanyannya kemudian, kenapa meninggalnya Olga jadi fenomena? Apa daya tarik yang dimilikinya hingga begitu banyak orang kagum padanya?

Sebagai seorang komedian, ia lahir bukan dari group lawak. Ia mewakili fenomena dunia hiburan Tanah Air mutakhir—setidaknya berlangsung sejak pertengahan 2000-an hingga kini—saat acara lawak bukan lagi mengandalkan group lawak. Era group lawak merajai acara TV yang dimulai dengan Warkop DKI, Jayakarta, atau Kwartet Jaya di era 1970-an berakhir dengan tamatnya Ngelaba yang mengandalkan group lawak Patrio di awal 2000-an.

Acara sketsa komedi macam Extravaganza di Trans TV tak mengandalkan group lawak, tapi individu-individu lucu yang bisa melawak.

Dari pola rekrutmen Extravaganza ini kita mengenal nama-nama seperti Tora Sudiro, Indra Birowo, Tike Priatnakusumah, Amink, Ronal Surapradja, hingga Virnie Ismail dan Mieke Amalia.  

Setelah malang-melintang meniti karier dari bawah, nasib membawa Olga ikut main spin-off Extravaganza bernama Extravaganza ABG. Acara komedi ini lumayan sukses. Pamor Olga, dengan ciri khas gaya kemayunya, mencuri perhatian.

Trans 7 lalu juga menerapkan konsep acara mengumpulkan pelawak-pelawak untuk main di satu acara. Opera van Java (OVJ) mengumpulkan Parto dari Patrio, Nunung dari Srimulat, Azis Gagap, serta Andre Taulani eks personel Stinky untuk mengisi acara. Pasca Extravaganza ABG, Olga sempat pula ikut main di OVJ.

 

Selanjutnya: Empat Alasan Olga Dikagumi...


Empat Alasan Olga Dikagumi

Empat Alasan Olga Dikagumi

Pemimpin Redaksi Cek & Ricek, Ilham Bintang menganggap Olga sebagai fenomena menarik dunia hiburan mutakhir kita. Ia mengemukakan ada empat alasan kenapa pria kemayu yang wafat di usia 32 tahun itu jadi fenomena.

“Olga ini menarik,” katanya saat berbincang dengan Liputan6.com via telepon, Senin siang, 6 Maret, “pertama, dia tak memiliki modal tampang sebagaimana seleb yang ganteng-ganteng.”

“Kedua, Olga berangkat dari bawah. Dia pekerja keras yang memulai karier dari bawah sekali.”

“Ketiga, Olga juga tulang punggung keluarganya.”

“Keempat, Olga ringan tangan membantu orang-orang yang memiliki latar belakang seperti dia.”

Empat alasan di atas, kata Ilham, kemudian memikat orang banyak untuk mengagumi Olga.

Dalam perjalanan kariernya sebagai pelawak, pria berzodiak Aquarius ini memang sempat tersandung masalah akibat lawakannya. Ia beberapa kali kena semprit KPI (Komisi Penyiaran Indonesia).

Luna Maya tak marah diledek Olga Syahputra


Setiap kali kena semprit, banyak yang mengira kariernya tamat. Nyatanya tidak. Setelah minta maaf, Olga melawak lagi tetap dengan gaya khasnya, bicara ceplas-ceplos.

“Soal lawakannya yang kontroversial, bagi saya, itu hanya masalah teknis penyiaran,”  kata Ilham. “Olga lebih banyak tampil di acara live, jadi tak bisa diedit.”

Mei 2013, misalnya, Olga tersandung masalah gara-gara lawakannya. Kali ini, di acara Pesbukers (ANTV), ia dianggap menghina dan melecehkan dr. Febby Karina dengan lawakannya. Tidak lagi KPI yang menindaknya, tapi ia dilaporkan ke Polda Metro Jaya dengan tuduhan perbuatan tidak menyenangkan dan pencemaran nama baik. Polda kemudian menetapkan Olga sebagai tersangka dengan tuduhan melanggar Pasal 27 UU ITE serta Pasal 310, 311, dan 335 KUHP. Hingga Olga meninggal 27 Maret 2014, kasus ini tak pernah disidangkan.

Meski kena semprit KPI dan polisi toh Olga tetap melenggang di jagat hiburan Tanah Air.  Tidak ada stasiun TV yang memboikotnya. Saat ia harus dirawat akibat penyakit meningitis di RS Pondok Indah, Jakarta Selatan lalu selama 10 bulan di Singapura, banyak yang justru merasa kehilangan sosoknya.

[BINTANG] Olga Syahputra sakit meningitis


Dan saat ia meninggal, tak ada yang mengenangnya sebagai pelawak yang kontroversial lewat lawakan-lawakan kasarnya. Yang dikenang orang dari Olga adalah hal-hal serba baik.

Pelantun “Hancur Hatiku” ini, misalnya, dikenang sebagai artis yang dermawan. Ia punya banyak anak panti asuhan yang rutin ia bantu. Saat prosesi pemakaman Sabtu, 28 Maret lalu, anak-anak panti tersebut ikut berduka melayat sosok yang sudah membantu hidup mereka.

Kebaikannya yang lain adalah, ia membuka karier sejumlah orang jadi artis. Sadar bahwa ia memiliki posisi tawar tinggi pada stasiun TV, Olga memberi jalan orang-orang satu manajemen dengannya untuk ikut juga tampil. Chand Kelvin, Tarra Budiman dan Boiyen adalah tiga nama yang dibukakan kariernya oleh Olga.

Jessica Iskandar sedikit banyak juga patut berterima kasih pada Olga. Berkat gosip kedekatannya dengan Olga santer jadi berita, nama Jessica ikut terangkat.

Nama lain adalah adiknya sendiri, Billy Syahputra. Sang adik pernah bercita-cita jadi tentara. Belakangan ia jadi supir yang menemani Olga kemana pun. Tapi sang kakak berbaik hati memberi jalan pada sang adik jadi artis. Atas jasanya itu, Billy menyebut Olga, “kakak terbaik di dunia.”

Selanjutnya: Olga Si Penangguk Rating...


Olga Si Penangguk Rating

Olga Si Penangguk Rating

Bagi stasiun TV, Olga adalah jaminan rating tinggi. Acara yang menampilkan sosoknya pasti meraih rating memuaskan. Hal ini membuat stasiun TV senang dan memajangnya terus.

“Acara yang ada Olga ratingnya pasti tinggi. Itu bisa dilihat dari rating minute by minute (MBM). Di situ bisa kelihatan, ketika Olga muncul, rating naik,” ujar Ilham Bintang.

[BINTANG] Olga syah putra


Bahkan ketika meninggal, ia tetap berjasa bagi stasiun TV. Stasiun TV yang menayangkan berita kematian Olga menangguk rating dan share signifikan.

Laman sebuah media online yang melaporkan rating dan share pada Sabtu, 28 Maret, hari pemakaman Olga, menunjukkan acara “Dahsyat Tribute to Olga” meraih rating 5,5. Angka setinggi itu biasa diperoleh sinetron yang tayang di waktu primetime, bukan untuk jenis acara siang hari.      

Acara infotainment seperti Kabar-Kabari, Silet, serta tayangan berita Seputar Indonesia Siang mampu menyodok masuk 10 besar acara paling banyak ditonton hari itu lantaran menayangkan berita kematiannya dan prosesi pemakaman.

Kenapa acara yang menampilkan Olga meraih rating tinggi?

[BINTANG] Olga syah putra


Kata Ilham, jawabnya terletak pada penonton TV kita yang sebagian besar kalangan menengah ke bawah. “Mereka terwakili oleh sosok Olga,” katanya.

“Kisah hidupnya sangat menginspirasi. Dari pengejar tanda tangan, jadi yang diminta tanda tangan.”

Ilham kemudian menganalogikan Olga Syahputra seperti pelawak Srimulat. “Di Srimulat, peran batur (pelayan) atau rakyat kecil sangat berkuasa. Nah, Olga seperti itu,” urai Ilham. “Masyarakat menengah ke bawah senang ada yang seperti mereka di TV.” (Ein)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya