Wijaya Karya Kantongi Kontrak Baru Rp 4 Triliun

PT Wijaya Karya sedang mengincar sejumlah proyek di kuartal II dengan total nilai Rp 20 triliun.

oleh Agustina Melani diperbarui 07 Apr 2015, 12:01 WIB
(Foto: Antara)

Liputan6.com, Jakarta - PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) merealisasikan kontrak baru mencapai Rp 4,1 triliun hingga kuartal I 2015. Kontrak baru itu memang jauh dari target perseroan sekitar Rp 31,64 triliun.

Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya Tbk, Suradi menuturkan, kontrak baru itu antara lain berasal dari sejumlah proyek seperti Bendungan Pasar Loreng, Sulawesi Selatan sebesar Rp 600 miliar.

Lalu ada proyek Bendungan Keureto, Aceh senilai Rp 403 miliar, jalan tol Bogor-Ciawi-Sukabumi senilai Rp 355 miliar, dan pembangunan bandara Oecusse senilai US$ 92 juta.

Perseroan juga mengerjakan proyek Jalan Layang Non Tol (JLNT) Ciledug dengan nilai Rp 351 miliar, proyek Funtasy Island di Pulau Manis Batam dengan nilai Rp 161 miliar dan Proyek Pembangunan Konstruksi Runway Bandara Samarinda Baru Samarinda senilai Rp 124,20 miliar‎.

"Capaian kontrak baru sebesar Rp 4,1 triliun itu belum termasuk kontrak dari anak perusahaan," ujar Suradi, saat dihubungi Liputan6.com, yang ditulis Selasa (7/4/2015).

Suradi menambahkan, pihaknya juga sedang mengincar sejumlah proyek di kuartal II 2015. Tota nilai proyek yang diincar mencapai Rp 20 triliun. "Ini masih dalam tender. Mudah-mudahan mencapai target," kata Suradi.

Saat ditanya mengenai rencana pembagian dividen 2014, Suradi mengatakan, pihaknya mengusulkan bagi dividen sekitar 20 persen. Angka itu diusulkan mengingat perseroan masih membutuhkan dana untuk ekspansi. Perseroan akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 22 April 2015.

PT Wijaya Karya Tbk mencetak laba bersih Rp 615,1 miliar pada 2014, atau naik 7,9 persen dibandingkan periode 2013 sebesar Rp 569,9 miliar. Kenaikan laba bersih itu ditopang dari penjualan mencapai Rp 12,46 triliun sepanjang 2014 dari periode 2013 sebesar Rp 11,88 triliun. (Ahm/)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya