Jokowi Mampir ke BEI, IHSG Cetak Rekor Tertinggi

Penguatan IHSG ini ditopang dari 176 saham menghijau. Sementara itu, 115 saham melemah sehingga menahan penguatan IHSG.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 07 Apr 2015, 16:19 WIB
Ilustrasi IHSG (Liputan6.com/Sangaji)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencetak rekor tertinggi pada penutupan perdagangan, Selasa (7/4/2015). Pencapaian rekor tersebut bertepatan dengan kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Bursa Efek Indonesia (BEI).

Pada penutupan perdagangan saham, IHSG naik 42,25 poin (0,79 persen) ke level 5.523,29. Indeks saham LQ45 mendaki 0,86 persen ke level 962,03. Seluruh indeks saham acuan menghijau pada penutupan hari ini.

Penguatan IHSG ini ditopang dari 176 saham menghijau. Sementara itu, 115 saham melemah sehingga menahan penguatan IHSG. Sedangkan 95 saham lainnya diam di tempat.

Transaksi perdagangan kembali normal setelah sehari sebelumnya cukup sepi usai libur panjang. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 239.693 kali dengan volume perdagangan saham mencapai 6,93 miliar. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 6,61  triliun.

Secara sektoral, Sembilan dari sepuluh sektor pembentuk indeks menghijau pada hari ini. Satu-satunya sektor yang melemah adalah sektor aneka industri yang turun 0,58 persen. Sedangkan sektor yang paling besar penguatannya adalah sektor konstruksi yang menguat 3,14 persen, disusul dengan sektor industri dasar yang naik 1,80 persen dan kemudian sektor perkebunan yang naik 1,41 persen.

Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 500 miliar. Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi jual sekitar Rp 500 miliar.

Saham-saham yang menguat signifikan dan penggerak indeks saham antara lain saham BEKS mendaki 34,48 persen ke level Rp 117 per saham, saham MFMI menguat 21,72 persen ke level Rp 269 per saham, dan saham RODA menanjak 21,47 persen ke level Rp 430 per saham.

Sedangkan saham-saham yang menekan indeks saham antara lain saham LPIN turun 9,73 persen ke level Rp 5.800 per saham, saham BATA tergelincir 8,09 persen ke level Rp 1.080 per saham, dan saham CMPP melemah 6,67 persen ke level Rp 126 per saham.

Jokowi Effect

Presiden Jokowi menjawab pertanyaan wartawan usai menyambangi kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, Rabu (24/12/2014). (Liputan6.com/Faizal Fanani)


Tembusnya rekor tertinggi IHSG ini bertepatan dengan kunjungan Presiden Jokowi ke BEI. Dalam kunjungannya ke kantor otoritas bursa tersebut, Presiden Jokowi memberikan pujian pada kinerja seluruh stakeholder bursa karena IHSG kerap menembus rekor. Seperti pada penutupan hari ini, IHSG kembali menembus rekor dengan ditutup pada level 5.523,29 atau naik 43,26 poin 0,79 persen.

Jokowi menegaskan, dengan posisi itu berarti menunjukan pasar modal Indonesia diminati oleh para investor. "IHSG 5.520 tertinggi, sepanjang sejarah, artinya kepercayaan investasi dari investor ke Indonesia sangat baik," kata dia di BEI  Jakarta, Selasa (7/4/2015).

Pihaknya juga menambahkan, pasar modal merupakan salah satu instrumen penggerak perekonomian Tanah Air. "Kepercayaan investasi negara kita, orang masih sangat percaya pada ekonomi ke depan," tambahnya.

Lebih lanjut, pihaknya pun menuturkan untuk mendorong investasi perlunya perbaikan regulasi. "Terus lakukan kebijakan-kebijakan, menyederhanakan izin, memperbaiki kebijakan sehingga semua percaya bahwa kita memang ingin memperbaiki, dalam semua hal lewat kebijakan ekonomi," tandas dia.

Kedatangan Jokowi ke gedung BEI bukan kali pertama. Pada awal 2015, Jokowi membuka perdagangan saham di gedung BEI. Saat Jokowi buka perdagangan saham, Jumat 2 Januari 2015, IHSG naik tipis 6,8 poin (0,13 persen) ke level 5.233,79 pada pra pembukaan perdagangan saham. Indeks saham LQ45 menguat 0,19 persen ke level 900,31.

Saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Jokowi juga pernah datang ke gedung BEI pada 11 April 2014. Saat itu Jokowi menutup perdagangan saham. Ketika ia menutup perdagangan saham pada 11 April 2014, IHSG tercatat naik 50,85 poin atau 1,07 persen menjadi 4.816,58.

Penguatan Tehnikal

Analis Universal Broker, Satrio Utomo menjelaskan, secara teknikal, IHSG telah mampu menembus batas atas setelah beberapa hari sebelumnya terus bergerak di kisaran 5.459 hingga 5.484.

Penguatan pada hari ini banyak disebabkan karena sentimen dari kenaikan indeks Dow Jones Industrial (DJI). "Semalam DJI naik 117,61 poin  atau sekitar 0,66 persen setelah data tenaga kerja yang buruk," jelasnya.

Dengan mampu ditembusnya rekor tertingi ini, IHSG bakal kembali dalam tren naik dengan potensi kenaikan untuk menguji rekor baru di 5.524. "Jika 5.524 ditembus, tren naik IHSG berpotensi di kisaran 5.590 hingga 5.750," tambahnya. Beberapa sentimen yang ditunggu-tunggu pasar saat ini adalah pengumuman dari Bank Indonesia mengenai suku bunga Acuan BI Rate. (Amd/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya