Trik Jokowi Bawa Kerajinan RI Jadi Nomor Satu Dunia

Indonesia masuk dalam rangking 12 sebagai negara pengekspor kerajinan tangan di dunia.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 08 Apr 2015, 15:19 WIB
Di festival bertema "Kreasi Tanpa Batas dalam Bentuk Corak dan Warna" ini juga ada produk kerajinan untuk rumah tangga dari rotan, kayu, dan lainnya, Jakarta, Senin (14/7/14). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak main-main mewujudkan mimpinya membawa produk kerajinan Indonesia ke posisi puncak dunia. Beberapa strategi sudah disiapkan, melalui Badan Ekonomi Kreatif (Barekraf) dan Kementerian Perdagangan (Kemendag).

"Nanti Barekraf akan memberikan peran lebih untuk urusan desain, kemasan produk kerajinan. Sedangkan marketingnya ada di Kemendag," ujar Jokowi selepas‎ Seremoni pembukaan pameran handicraft terbesar, INACRAFT 2015 di JCC, Jakarta, Rabu (8/4/2015).

Jokowi sebelumnya mengaku, Indonesia masuk dalam ranking 12 sebagai negara pengekspor kerajinan tangan di dunia. Di posisi teratas, ada Tiongkok, Italia, Jerman, Amerika Serikat, Perancis, Belanda, Jepang, Belgia, Korea.

Mimpi Jokowi menjadikan produk kerajinan Indonesia nomor satu di dunia karena negara ini mempunyai beragam jenis kerajinan dari Sabang sampai Merauke.

Ia menjelaskan, pemerintah harus memetakan negara tujuan ekspor dan perlu mendatangkan desainer‎ produk dari negara-negara yang bakal dibidik. Contohnya saja, menyasar ekspor ke negara Eropa. Pemerintah perlu memanggil desainer Eropa untuk mengolah desain, kemasan dan warna produk kerajinan Indonesia disukai pasar Eropa.

"Kalau kita desain-desain sendiri, menurut kita sangat bagus sekali. Tapi di sana dianggap jelek bagaimana. Jadi nanti kita akan dorong Barekraf sebagai badan baru," kata Jokowi.

Saat ini, Barekraf tengah menata organisasi karena baru terbentuk dua bulan. Badan yang dipimpin ayah dari artis Sherina Munaf tersebut sedang me‎nentukan prioritas utama. Namun Jokowi optimistis produk kerajinan Indonesia dapat bersaing dengan produk luar negeri dari kualitas dan produksi.

"Tadi saya lihat banyak produk spesifik, misalnya fokus pada anak-anak. Ini bagus. Ada juga produk yang mulai mengarah ke ramah lingkungan. Jadi ke depan, konsumen akan banyak kecenderungan membeli produk-produk ramah lingkungan," pungkas dia. (Fik/Ahm)
   

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya