`Hosting di Dalam Negeri Harus Lebih Murah dan Aman`

Harga bersaing dan aman merupakan strategi pemikat perusahaan besar menyimpan data center di Indonesia.

oleh Denny Mahardy diperbarui 09 Apr 2015, 14:10 WIB
Data center (zton.livejournal.com)

Liputan6.com, Jakarta - Orang Indonesia sudah mulai getol menggunakan internet untuk menjalankan berbagai aktivitas sehari-harinya. Sayangnya, akses internet yang berasal dari pengguna internet Indonesia masih didominasi menggunakan jalur internet internasional.

Jumlah penggunaan akses internet internasional yang tinggi itu tak luput dari perhatian pemerintah. Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara berencana menekan jumlah penggunaan internet ke jalur internasional dari Indonesia.

Menanggapi hal itu, Heru Sutadi selaku Direktur Eksekutif ICT Institute menilai bahwa akses internet internasional yang tinggi dari Indonesia menunjukkan masih kurangnya penggunaan hosting di dalam negeri. Ia menyebutkan harga lebih murah yang ditawarkan penyedia hosting di luar negeri mungkin menjadi penyebab banyaknya pemilik situs tak memilih hosting domestik.

"Penyedia data center di Indonesia harus mampu memberikan harga bersaing untuk pemilik situs baik lokal ataupun global. Jadi, gak ada alasan kemahalan buat orang sampai lebih memilih hosting buat situs mereka di luar negeri," ungkap Heru saat ditemui tim Tekno Liputan6.com di Hotel Atlet Century Park, Jakarta.

Faktor lain yang tak kalah penting bagi data center, menurut Heru, ialah soal keamanan. Perusahaan penyedia data center di Indonesia yang ingin menggaet pasar lokal maupun global disarankan memiliki standar keamanan tinggi yang telah ditentukan dalam standar internasional.

"Google, Facebook, Twitter dan perusahaan lain kan menyimpan data yang sangat penting. Kita harus penuhi standar internasional yang tinggi kalau mau menggaet pengguna data center baik lokal maupun global. Minimal mereka sudah menggunakan tenaga listrik dari beberapa sumber biar layanannya tetap aman tidak tergantung hanya dari listrik PLN," tambahnya.

Pria berkacamata ini juga menambahkan, penyedia data center di Tanah Air sudah terbilang baik dalam menyediakan fasilitas pendukung mereka. Sebagian dari mereka telah membangun fasilitas disaster recovery center (DRC) yang menjadi fasilitas darurat ketika dalam kondisi tertentu.

"Sudah ada sebagian yang punya DRC di sini, tapi sebagian lagi mungkin masih mikir-mikir bangun fasilitas tambahan itu bakalan balik modal gak karena modalnya besar. Lain sama di Australia yang memiliki sistem yang terukur dalam penanganan kebutuhan data center, mereka sampai punya dua lokasi back-up dan sistem pemecahan data ke lima titik bila semua fasilitas back-up mereka juga bermasalah," tandasnya.

Penggunaan hosting di Indonesia dianggap perlu oleh Heru bila pemerintah ingin menekan angka trafik internet internasional yang tinggi. Menkominfo Rudiantara mengaku ingin membuat dana ratusan miliar rupiah yang biasa dipakai membayar akses internet digunakan lebih efisien.

Rencananya, pemerintah akan menyediakan dana sebesar Rp 50 miliar untuk menyediakan sejuta domain web .id yang diambil dari anggaran Kemenkominfo di tahun 2016. Domain itu akan dibagikan secara gratis bagi pemilik situs agar mendorong perpindahan penggunaan domain .com ke .id.

(den/dew)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya