Liputan6.com, Jakarta - Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) menargetkan bakal mengalirkan listrik ke 47 perbatasan wilayah Indonesia saat perayaan HUT Kemerdekaan Indonesia yang ke-70 tahun. Namun, rencana tersebut nampaknya tak bisa terealisasi tepat waktu yaitu pada 17 Agustus 2015.
Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menganggap wajar jika program kelistrikan 47 wilayah terluar selesai tidak tepat waktu.
Sudirman mengatakan, proyek kelistrikan pulau terluar merupakan proyek besar yang sulit karena berada di wilayah terpencil sehingga wajar jika mengalami keterlambatan.
"Agustus sama September itu dekat. Namanya proyek gede, daerah terpencil wajar," kata Sudirman di Jakarta, Kamis (9/4/2015).
Menurutnya, untuk membangun pembangkit listrik di wilayah terpencil membutuhkan usaha ekstra. Pasalnya, tantangan geografis yang dihadapi cukup sulit.
"Memang setengah mati bangun di daerah terpencil," ungkap Sudirman.
Ia menambahkan, untuk membangun kelistrikan di daerah perlu dibentuk manajemen proyek yang ditempatkan di daerah tersebut sehingga ada pantauan dan kontrol langsung.
"Manajemen proyek diperkuat tidak mungkin bangun didaerah dikontrol dari pusat di Jakarta. Dulu kita punya tangan di daerah kanwil sekarang nggak ada," tuturnya.
Direktur Konstruksi dan Energi Baru Terbarukan PT PLN (Persero) Nasri Sebayang mengatakan, saat ini program 47 wilayah terluar masih dalam proses tender pengadaan mesin pembangkit. Diharapkan bulan ini sudah dalam tahap finalisasi.
Advertisement
Menurut Nasri, jika April sudah bisa teken kontrak pengadaan mesin Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) maka program tersebut bisa selesai September.
Namun, jika dilihat dari target awal perencanaan program yang menelan anggaran Rp 1,2 triliun tersebut harus selesai saat Indonesia genap berusia 70 tahun.
"Tapi baru selesai September- Oktober selesai," jelasnya. (Pew/Ndw)