Jurus Mendag Tingkatkan Harga Karet Nasional

Penyerapan karet dalam negeri dilakukan dengan digunakannya karet mentah dalam proyek infrastruktur.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 09 Apr 2015, 19:12 WIB
Menteri Perdagangan Periode 2014 - 2019 Rachmat Gobel. (Liputan6.com/Andrian Martinus Tunay)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) mendorong penyerapan karet mentah dalam negeri, untuk meningkatkan harganya yang saat ini mencapai US$ 1,5 per  kilogram (kg), menjadi US$ 3 per kg.

Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel mengatakan, penyerapan karet dalam negeri dilakukan dengan digunakannya karet mentah dalam proyek infrastruktur yang sedang digarap pemerintah dan industri hilir dalam negeri.

"Bagaiman kita gunakan karet sebagai bahan baku bisa menunjang semua program pemerintah termasuk meningkatkan industri kita sendiri," kata Gobel di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (9/4/2015).

Gobel menargetkan tambahan  penyerapan karet mentah yang digunakan oleh proyek pemerintah minimum mencapai 100 ribu ton, dengan begitu total penyerapan karet dalam negeri tahun ini mencapai 700 ribu ton.

"Upaya tersebut diharapkan menambah penyerapan 100 ribu ton pertahun Tahun Anggaran 2015, sehingga total minimum 700 ribu ton, diharapkan pada tahun akan datang bisa berkembang," tutur dia.

Dengan begitu, ia berharap harga karet bisa terdongkrak dari US$ 1,5 per Kg menjadi US$ 3 per Kg, hal tersebut juga bisa menolong para petani karet yang sedang kembang kempis karena anjloknya harga karet tersebut.

" Memecahkan harga karet yang cenderung selama ini turun, sebagai kita ketahui Indonesia pemasok karet alam kedua di dunia pertahunnya 3,1 juta ton, devisa dari US$ 4,7 miliar pada 2014," ungkapnya.

Ia menyebutkan karet mentah dalam proyek pemerintah, bisa digunakan untuk membuat bantalan rel kereta, peredam benturan kapal pada dermaga pelabuhan, aspal jalan, bendungan, dan saluran irigasi.

" Selain produk mendukung infrastrukur, lainya karpet sapi, genteng, paving block, bangunan anti gempa, kasur latex dll," pungkasnya. (Pew/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya