Kisruh PSSI & Menpora: Pemain Muda Persebaya Terganggu

Pemain muda Persebaya banyak yang membela Timnas Indonesia U-23.

oleh Antonius Hermanto diperbarui 09 Apr 2015, 22:25 WIB
Para pemain Persebaya Surabaya langsung memeluk Octavio Dutra usai menceploskan bola ke Gawang Persela Lamongan dalam laga SCM Cup 2015, Stadion Jakabaring, Palembang, Selasa (27/1/2015). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Surabaya - Pelatih Persebaya Surabaya, Ibnu Grahan, mengaku sangat terganggu dengan kisruh yang terjadi antara PSSI, PT Liga Indonesia dan Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Pasalnya Kemenpora dan BOPI tidak meloloskan Arema dan Persebaya untuk berlaga di QNB League 2015.

Ibnu tidak ingin timnya yang dihuni mayoritas pemain muda seperti Evan Dimas, Ilham Udin, Zulfiandi, dan lainnya hilang fokus dan gagal meraih prestasi.

"Tentu pasti sangat terganggu dengan adanya hal seperti ini, apalagi pemain muda, belum mengerti apa-apa soal masalah ini, mereka tentu sangat terganggu," jelas Ibnu Grahan saat dihubungi Liputan6.com (9/4).

"Apapun yang terjadi, kami berharap tetap dapat bermain sepak bola, karena apapun keputusannya tujuannya adalah sepak bola."

Kemenpora dan Badan Olahraga Profesional Indonesia sudah memberi pernyataan tegas untuk tidak memperbolehkan Persebaya Surabaya dan Arema Cronus berlaga di QNB League. Sanksi tegas bisa saja diberikan pada PSSI dan PT Liga Indonesia jika tetap mengikutsertakan dua klub asal Jawa Timur itu.

"Sesuai dengan undang-undang, kepada 2 klub itu yang sudah diberikan keputusan BOPI nomor SP 012. Langkah yang diambil Kemenpora melalui BOPI adalah memberikan sanksi administrasi peringatan pertama," ucap salah satu anggota Tim 9, Oegroseno di Kantor Kemenpora, Kamis (4//9/2015) sore WIB.

"Kalau peringatan ini diabaikan oleh mereka, termasuk PSSI dan PT Liga Indonesia akan diberikan sanksi administratif yang tegas. Jadi ada tahapannya karena ini menyangkut manusia juga," dia menambahkan.

Selain itu, Oegroseno juga menjelaskan, pihaknya telah mengirimkan surat kepada kepolisian Indonesia untuk tidak mengeluarkan izin pertandingan kepada Arema dan Persebaya.

Mengenai hal tersebut, Ibnu menggantungkan harapannya pada pihak manajemen dan organisasi. "Kami akan mengikuti keputusan manajemen, tugas saya sebagai pelatih adalah mempersiapkan tim ini. Namun kami juga tetap mengikuti perkembangan informasi terakhir mengenai nasib kompetisi," ungkap Ibnu.


Dampak Penundaan jadwal bagi Persebaya

Jendri Pitoy (kanan atas) saat berpose dengan rekan-rekannya yang lain di SCM Cup 2015(Liputan6.com/Johan Tallo)

Selain adanya ancaman sanksi dari Kemenpora, Persebaya juga dihadapkan dengan penundaan jadwal kompetisi. PT Liga memutuskan untuk menunda laga yang akan digelar pada 12 hingga 25 April dan akan diputuskan kembali setelah Kongres Luar Biasa PSSI, 18 April mendatang.

"Penundaan jadwal ini memberi dampak juga bagi kami. Tim yang seharusnya bermain, tapi harus beristirahat, tentu akan sedikit sulit untuk mengatur ulang jadwal," ujar Ibnu.

"Tapi hal ini juga memberi dampak bagus bagi tim, karena usai melakoni dua pertandingan kemarin, kami bisa mengevaluasi kekurangan tim ini." 

Baca juga: 

5 Skandal Suap yang Hebohkan Sepak Bola Indonesia

Digandeng Persipasi, PBR Ganti Nama?

Catatan Unik Ronaldo Jelang Laga Kontra Vallecano, Apa Itu?

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya