Liputan6.com, Jakarta - Sikap Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi, yang baru mempermasalahkan legalitas Persebaya Surabaya sangat dipertanyakan. Padahal, sejak bertahun-tahun lalu, Persebaya sudah berkiprah di Indonesia Super League dan tak dipermasalahkan oleh Menpora sebelumnya.
Seperti diketahui, Menpora melalui BOPI tidak merekomendasikan Arema Cronus dan Persebaya untuk ikut berkompetisi musim ini, karena masalah dualisme. Namun, FIFA sendiri menginstruksikan kepada PSSI agar QNB League 2015 tetap berlangsung dengan 18 klub, termasuk Arema dan Persebaya.
Advertisement
Pemahaman Menpora soal Persebaya pun dipertanyakan, termasuk sikapnya yang tidak netral karena mendukung Persebaya 1927 yang bukan merupakan anggota PSSI. Menurut Wakil Ketua Umum PSSI, La Nyalla Mattalitti, Imam Nahrawi sebaiknya bertanya bila tidak mengetahui dengan pasti masalah Persebaya.
"Saya akan fight, saya tidak takut sekalipun Menpora. Kenapa Menpora yang sekarang mempermasalahkan. Padahal dari jaman Andi Mallarangeng atau Roy Suryo, tidak ada masalah. Menpora kalau tidak tahu, tanya sama saya," ungkap La Nyalla kepada wartawan di Kantor PSSI, Jakarta, Kamis (9/4/2015).
"Dulu saya pernah ketemu dengan Menpora di awal dan berlangsung baik, dan waktu itu dia tidak tanya soal Persebaya. Semua sudah bagus sekarang, kenapa sekarang Menpora melarang Persebaya," lanjutnya.
La Nyalla juga membeberkan, mengapa BOPI dan Menpora tidak menagih kepada Persebaya 1927 untuk membayar tunggakan gaji mereka kepada para pemain. Motif Menpora dalam menyelesaikan masalah Persebaya pun dianggap tidak netral, karena dinilai mendukung salah satu pihak.
"Motifnya apa, silakan tanya Menpora. Pendapat saya, dia backing Persebaya 1927. Saya cuma mau luruskan, kembalikan Persebaya ke Gede Widiade, tanya Pak Gede, dia CEO Persebaya sejak dulu. Persebaya jalannya sudah bagus," tuturnya.
Baca juga:
5 Skandal Suap yang Hebohkan Sepak Bola Indonesia